“Rebahlah
Kau di pelukku
Lepaskan resahmu
Bebaskan jiwamu.”
– Radja, Takkan Melupakanmu (OST. Sinetron Akibat Pergaulan Bebas)
PinterPolitik.com
Untuk pertama kalinya selama menjabat, Pak Jokowi mengumumkan akan “gigit balik” mafia yang mengganggu jalannya pembangunan di Indonesia. Beliau ini kan belum pernah menyatakan kekesalannya secara terang-terangan terhadap para mafioso. Wah, kayaknya mafia-mafia udah pada ngelunjak nih, sampe-sampe Pak Jokowi speak up.
Memang sih Pak Jokowi ini bau-baunya bakal lebih ambisius di periode keduanya. Beliau pernah bilang karena ini periode terakhir, maka dia tak lagi memiliki beban kampanye dan bisa lebih asertif. Waduh, Jokowi sudah mulai keras nih pada bocah-bocah bandel yang menghalangi visinya.
Jokowi pun tak lupa nyenggol aparat penegak hukum seperti Polri, Kejaksaan Agung dan KPK agar tak jadi alat kepentingan para mafia. Jokowi menyatakan dia tak ragu untuk mengigit balik kalo sampai aparat penegak hukum berani berkoalisi dengan mafia. Serem nih mainnya sekarang, baiknya aparat nurut lah sama Pak Jokowi.
Jokowi pun menambahkan bahwa banyak investor, pengusaha sampai pejabat BUMN yang kesulitan dalam melakukan usaha ekonomi karena takut dengan para mafia yang bekerja sama dengan aparat. Iyalah, males juga kalo usaha cari untung tapi dimintain duit terus.
Tapi nih Pak Jokowi sempet bilang kalo selama ini banyak pejabat inovatif yang menjalankan fungsi strategis malah terjerat hukum oleh aparat, padahal niat mereka baik. Bentar, pejabat inovatif berniat baik? Pak Imam Nahrawi apa kabar? Pak Jokowi jangan lupa dong, kalo mantan pejabat bapak itu diciduk KPK karena telibat kasus korupsi dana hibah KONI.
Oiya jangan lupa soal Idrus Marham. Pelopor dari menteri Kabinet Kerja yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangkit listrik 35 ribu megawatt.
Sebenernya, dari sini tu bisa dilihat bahwa kebandelan antara aparat penegak hukum, lembaga legislatif dan pejabat inovatif yang memiliki niat baik namun tertangkap, uhuk, adalah karena pergaulan bebas. Minimnya etika pun bisa jadi merupakan unsur utama kenapa rapor mereka pada merah sampe investor pada males ke Indonesia.
Mungkin ini ada hubungannya dengan metode pengawasannya Pak Jokowi sebagai keluarga. Menteri-menterinya pun kesepian, cari perhatian sehingga terjerumus ke pergaulan bebas kemudian bertemu para mafia. Mungkin selain menyasar para mafia dan aparat penegak hukum yang bandel, Jokowi perlu lebih perhatian sama anak buahnya. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.