“Rakyat bodoh tahunya hanya menjarah, menuntut kesejahteraan, menuntut pekerjaan dan menuntut keadilan. Di sisi lain pemerintahlah yang pintar sebab telah membuat rakyat menjadi bodoh.”
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]etua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, memberikan info penjarahan di Kota Palu pasca bencana gempa bumi yang disertai tsunami. Menurutnya ternyata terindikasi aksi itu disuruh oleh pemerintah. Hal ini telah membuat malu Indonesia di mata dunia internasional. Weleh-weleh.
Hmm, yang bikin malu lagi alat pendeteksi tsunami yang tidak perfungsi hampir di seluruh pantai Indonesia kali bang! Kok salahin penjarah yang nyatanya diminta oleh pemerintah sih? Itu mah enggak aneh lagi kok. Soalnya politisinya udah biasa jarah duit, jadi rakyat umum cuma bisa ngikutin. Weleh-weleh, suka gitu deh abang, gemarnya nyari-nyari bantal terus!
Menurut Ahmad kejadian ini bukan satu tindakan yang baik, seharusnya kita malu karena ada media asing yang memberitakannya. Loh kenapa harus malu? Berulang kali deh bang saya bilang, kita enggak malu kok dibilang negara bodoh sama negara lain. Contohnya Perdana Menteri Singapura yang pernah ngomong kayak gini:
“Kita seharusnya bangga negara yang kecil ini secara teritori bisa membantu negara tetangga (Indonesia) yang jauh lebih luas dari negara kita”.
Selain itu juga kita enggak malu kok dibilang negara terkorup, terus dibilang negara pasar yang tak berdaya oleh perang dagang internasional, bahkan kita tidak malu dibilang negara gagal! Weleh-weleh.
Di luar itu Ahmad menyisipkan doa: “Mudah-mudahan pemerintah dapat menyelesaikan masalah ini, supaya Indonesia bisa lebih baik citranya di dunia internasional”.
Hmm, sepertinya kita juga harus ikut berdoa nih gengs biar mirip Ahmad: “Mudah-mudahan pemerintah, DPR, dan perangkat negara lainya bekerja lebih rajin, jujur, ngerti apa yang dikerjakan, ngerti apa yang menjadi kewajiban. Bukan ngertinya tidur dan bagi-bagi proyek! Keadilan harus terwujud, kesejahteraan tercipta, serta dunia internasional pun akan segan!”
Oh iya, sudahkah cukup doa itu kita tujukan untuk pemerintah, wakil rakyat dan seperangkat alat negara? Kalau belum tambahin sendiri deh gengs, sebab lelah hati ini bicara politik dan bencana di Indonesia. Saking lelahnya jadi pengen baca ungkapannya Aristoteles, kali aja kan setelah merenungi ungkapannya hati ini jadi lebih bersemangat:
“Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang yang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.” Share on X(G35)