“Kalau saya lihat ya, dunia kuliner di Indonesia itu sekarang sudah sedikit terjajah sama brand-brand luar,” – Gibran Rakabuming Raka
PinterPolitik.com
Sepertinya dinasti Jokowi tak terhindarkan. Terbukti dengan terjunnya Gibran Rakabuming Raka ke dunia politik. Gibran disinyalir siap memulai karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah Solo dan menyerahkan bisnis kulinernya ke adiknya.
Kaesang kan baru lulus nih dari jurusan manajeman, bisalah ngelanjutin usaha kuliner mas-nya. Tapi sebelum Gibran pergi, dia pun berkata bahwa industri kuliner Indonesia telah dijajah asing. Menjamurnya kuliner burger dan pizza mendominasi restoran di Indonesia. Gibran pun khawatir kalau Jan Ethes gak kenal nasi sama sambal.
Gibran pun langsung banjir sindiran dari netizen. Sepertinya Gibran lupa kalo produk Markobar itu toppingnya produk luar negeri yang tampilannya sama sekali tak membumi. Nutella, Toblerone, Silver Queen, Kit Kat, Dairy Milk dan lain lain kan bukan pangan khas Indonesia. Apalagi matcha, produk jejepangan itu sudah overrated sekali.
Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru menghujat Gibran. Mungkin kuliner yang dimaksud Gibran itu bukan brand. Toh pada era globalisasi seperti saat ini, ekspor impor itu tidak terhindarkan. Dari segi brand utama ya tetap martabak, tapi atasnya pake brand asing.
Lagian aneh banget kan kalo martabak atasnya nasi, sambel, gudeg atau tampe tahu bacem. Membumi sih membumi, cuman gausah bereksprimen terlampau menyimpang seperti itu. Nasi ya enaknya sambel plus lalapan. Martabak ya sama yang manis-manis, kayak coklat, keju atau matcha. Kalau semua dicampur ya apa enaknya.
Fusion fusion. Mungkin Gibran ini sejalan dengan visi bapaknya untuk memajukan investasi asing melalui bisnis kulinernya. Mungkin kalo jadi politisi Gibran ini progresif dan kreatif, kayak bapaknya. Agaknya Gibran ingin memperlihatkan bahwa ga masalah brand luar masuk, yang penting brand lokal tetap maju.
Berbisnis pun sepertinya jadi latihan bagi Gibran untuk bikin kebijakan. Ciamik lah Gibran ini, latihan dulu baru terjun ke lapangan politik. Rupanya Gibran ini bukan hanya ambisi, tapi dia punya potensi sebagai politisi muda tekun (di bisnis).
Di luar itu, perkataan soal anti asing ini sebenarnya mengingatkan kita sama politisi pada umumnya. Politisi kita kan memang tergolong rajin menggelorakan sentimen anti-asing. Nah, sekarang Gibran mungkin bisa dianggap sudah latihan agar terdengar seperti mereka.
Selamat melangkah ke dunia politik Gibran, majukanlah Indonesia (Solo dulu mungkin). (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.