“Saya suka lihat Bapak di televisi bagi-bagi sepeda. Saya mau juga, Pak. Tapi bukan sepeda. Saya mau kursi roda untuk aktivitas sehari-hari karena saya tidak mempunyai kedua kaki.” ~ Bulan Karunia Rudianti.
PinterPolitik.com
[dropcap]H[/dropcap]obi Presiden Jokowi membagi-bagikan hadiah sepeda pada masyarakat dalam setiap kunjungannya ke daerah, sepertinya menjadi daya tarik tersendiri. Kebiasaannya ini, lambat laun membangun rasa kedekatan antara rakyat dengan presidennya. Udah gak zaman lah ya jadi presiden yang sok cool dan seakan jauh dari jangkauan rakyat kecil.
Rasa kedekatan ini sepertinya yang membuat Bulan Karunia Rudianti, siswi kelas tiga SD asal Pekanbaru, memberanikan diri menulis surat dengan tulisan tangan kepada Presiden Jokowi pada Jumat (16/3). Surat yang dibuat Bulan, ternyata viral loh di jejaring sosial, bak virus yang menjalar. Memang minta apa sih sampe viral gitu? Kok jadi kepo nih?
Dalam suratnya, gadis berparas manis ini memang gak minta sepeda seperti pemberian Jokowi pada umumnya. Bukannya gak mau diberikan sepeda loh, tapi lebih tepatnya sih gak bisa naik sepeda. Iya, itu karena Bulan adalah anak difabel dengan kondisi tidak memiliki kedua kaki. Ya ampun, setelah tau jadi pingin nangis nih, hu hu hu.
Meski memiliki keterbatasan fisik, Bulan dalam suratnya memang tampak semangat menunggu hadiah kursi roda yang akan diberikan Presiden Jokowi. Dan ternyata gak perlu waktu lama, permintaan itu pun terwujud. Kursi roda yang diimpiankan Bulan diterimanya di sekolah pada Selasa (20/3). Wow, bener-bener the power of sosmed.
Kalau saja gak ada sosmed, mungkin surat Bulan gak akan pernah sampai terbaca Presiden Jokowi. Itu karena suratnya berawal hanya berupa surat curhatan tangan saja yang tersimpan di tas sekolah, tanpa ada niatan untuk dikirim. Surat tersebut kemudian di-posting ibunda Bulan, Wanti Purwanti, di akun media sosialnya (17/3). Warbiasa si Ibu, aku padamu Bu!
Pemberian kursi roda untuk Bulan ini tampaknya menarik simpati masyarakat akan citra Jokowi. Tapi beda lah ya dipandangan para haters, pasti mereka akan tetap ber-suudzon (Berburuk sangka) kalau ini bagian dari politik pencitraan untuk menaikan elektabilitas di mata masyarakat. Apalagi kalau bukan demi kepentingan Pilpres 2019 mendatang. Ya bisa jadi sih. Tapi, ya sudah lah. (K16)