“Gunakan kegagalanmu sebagai lencana kehormatan”. ― Sundar Pichai
PinterPolitik.com
Revolusi Industri 4.0 yang selama ini ditekankan oleh Jokowi, tampaknya dijadikan landasan bagi para politisi dan pengamat politik untuk mendesak Indonesia agar segera menerapkan e-voting atau pemilihan secara elektronik.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet dan cawapres pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno merupakan dua tokoh politisi yang mendukung Indonesia untuk segera menerapkan e-voting di penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
Sebenarnya alasan mereka masuk akal juga sih, apalagi kalau melihat betapa kacaunya proses Pemilu 2019 ini. Belum lagi kalau nengok besarnya anggaran logistik Pemilu tahun ini yang mencapai Rp 25,59 triliun. Wih. Duit segitu mah udah bisa buat dua kali pulang pergi ke bulan.
Kalau cuma mendukung sih ya gapapa lah ya. Nah, tapi bukan hanya mendukung adanya e-voting di Indonesia, seorang pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala, Effendi Hasan, berpendapat bahwa Indonesia sudah cukup mampu untuk menerapkan sistem e-voting Pemilu.
Yakin nih kalau Indonesia sudah siap untuk mengadakan sistem e-voting Pemilu. Mamake di rumah aja masih gaptek kalau lagi main smartphone. Hehehe.
Trump cabut GSP India. Selengkapnya dalam artikel "Trump Cabut GSP India, Indonesia? di Pinterpolitik.com
Posted by Pinter Politik on Tuesday, June 11, 2019
Ada juga seorang seorang pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Silvanus Alvin, yang membandingkan kondisi demografis Indonesia dengan India.
Menurutnya, penduduk India yang mencapai 800 juta jiwa saja mampu menerapkan e-voting, maka Indonesia pun harusnya bisa.
Wah. Kayaknya perbandingan dari Pak Silvanus nggak apple to apple nih.
Soalnya, India aja sekarang sudah menjadi negara yang memiliki teknologi standar dunia. Bahkan India juga diprediksi akan menjadi pemimpin dunia di bidang internet. Wih. Manteb juga ya India sekarang.
Kalau nggak percaya banyak juga loh jebolan-jebolan India dari Indian Institute of Technology, yang sekarang sudah menjadi pemimpin di perusahan-perusahan dunia.
Beberapa di antaranya ada Sundar Pichai yang merupakan CEO-nya Google, lalu ada Deepinder Goyal sebagai Founder dan CEO-nya Zomato, Amit Singhal mantan CEO Google, dan masih banyak lagi. Soalnya kalau disebutin di sini semua nanti nggak muat. Hehehe.
Duh. Makanya bingung juga ya kalau ada pengamat politik tapi sok-sok bilang kalau Indonesia sudah siap untuk mengadakan e-voting. Harusnya riset singkat dulu di Google. Udah pada nggak gaptek kan? Hehehe.
Mendingan mereka dalemin aja bidang politiknya, jadi nanti kalau jadi politisi nggak sembarang ngomong kayak yang sekarang-sekarang deh. Upss. (R50)