“Basah diri ini, basah hati ini. Kasih dan sayangmu menyirami hidupku bagaikan mandi madu,” – Elvy Sukaesih, Mandi Madu
Pinterpolitik.com
Kasihan ya mahasiswa yang berdemonstrasi tanggal 24 September kemarin. Bukannya tuntutannya dipenuhi atau setidaknya-tidaknya ditemui para pejabat, mereka malah harus menghadapi tindakan keras dari aparat. Huft.
Alih-alih bertemu solusi atau diberi janji, mahasiswa yang geram akan sikap tuli dikerasi. Dipentung meski tak lagi berdiri dengan dua kaki, mereka juga diberi gas air mata agar lari terpencar sendiri-sendiri. Kasihan ya.
Nah, agar massa pecah, aparat juga punya senjata ampuh lain. Mahasiswa yang terus mempertahankan diri akhirnya disiram dengan water cannon. Wah, wah, aparat di lapangan mungkin tahu ya, ada yang belum mandi sebelum berangkat aksi?
Ah, apapun alasannya, sebenarnya siraman air dari pemerintah ini sebenarnya boleh jadi ironis jika melihat kondisi terkini negeri ini. Kayaknya, pemerintah tidak harus diingatkan lagi kalau masyarakat di Sumatera dan Kalimantan sedang menderita akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Eh, apa memang harus selalu diingatkan ya?
Selama ini, pemerintah kalau diingatkan soal karhutla ini selalu bilang sudah berusaha maksimal dan tinggal menyerahkan semuanya pada hujan. Wah, kalau lihat ada water cannon begitu, harusnya pemerintah tidak harus menunggu hujan dong buat memadamkan karhutla?
Bukannya siram karhutla, pemerintah malah siram mahasiswa. Ckckckck. Share on XIya, tahu, pasti akan ada alasan soal teknis, spesifikasi, dan lain-lain, tapi harusnya pemerintah paham dong, kalau ada anggaran dan untuk melawan masyarakatnya sendiri, harusnya ada anggaran dan fasilitas juga untuk serius pada isu lain semacam karhutla. Coba itu dilihat, demo sehari pemerintah keluar uang berapa ya untuk “menyakiti” masyarakatnya sendiri?
Makanya, seharusnya anggaran dan fasilitas yang dimiliki pemerintah tidak digunakan untuk melawan rakyatnya sendiri, tetapi untuk seluas-luasnya manfaat publik. Itu loh, karhutla di Sumatera dan Kalimantan perlu siraman perhatian pemerintah, bukannya malah melawan para mahasiswa.
Dari konteks tersebut, pemerintah mungkin maksudnya ingin memadamkan kebakaran hati para mahasiswa. Sayang, mereka malah salah siram. Amarah mahasiswa dan sebagian besar rakyat mungkin justru makin membara akibat salah siram tersebut.
Mungkin nanti, pemerintah harus lebih berhati-hati lagi kalau mau menggunakan fasilitas dan anggaran. Jangan salah prioritas. Nah, kalau untuk sekarang, untuk menyiram hati masyarakat, mungkin bisa serius mengikuti tuntutan mereka, atau setidaknya bertemu bukannya malah disiram water cannon. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.