Site icon PinterPolitik.com

Pemerintah Pelit Urusan Bencana?

jokowi di selat sunda

Joko Widodo. (Foto: BeritaSatu.com)

“Kesejahteraaan memberikan peringatan, sedangkan bencana memberi nasihat.” ~Socrates


PinterPolitik.com

[dropcap]I[/dropcap]ndonesia terkenal dengan keindahan alamnya. Gunung-gunung menjulang tinggi. Hamparan laut memesonakan mata. Belum lagi ragam tradisi dan budaya yang menawan. Sangat membanggakan ya? Cieee…

Emang sih, pesona Indonesia itu keren banget. Cocok banget deh buat bahan pamer di sosial media. Apalagi untuk pura-pura bahagia kan juga butuh taktik, salah satunya dengan foto di tempat-tempat yang memukau. Indonesia berlimpah banget tempat-tempat indah. Hehehe.

Tapi gaes, ada pertanyaan besar yang patut kita ingat di sini. Bumi pertiwi ini indah, tapi juga berbahaya bahkan mematikan. Yup, Indonesia itu rawan bencana alam. Catat!

Ini bukannya nakut-nakutin loh. Ini biar kita lebih waspada aja. Kebayang nggak sih, kita datang ke tempat wisata buat melihat ‘surga dunia’, eh malah kena musibah. Yang tadinya happy-happy lalu mendadak luka-luka atau bahkan meninggal dunia. Ironi bukan?

Baru-baru ini kita dikagetkan dengan bencana tsunami di pesisir Selat Sunda. Korban yang berjatuhan nggak main-main, ratusan meninggal dan ribuan luka-luka. Parah…

Aku tuh bingung ya, kita punya lembaga BMKG, tapi ada potensi bencana aja, warga dan wisatawan bisa nggak tahu. Katanya ada eruspi Krakatau, tapi nggak ada imbauan. Warga dan wisatawan nggak diberi kesempatan untuk waspada. Jadi tugas BMKG itu untuk apa sih sebenarnya? Hayooo, jadi papan pengumuman pasca bencana?

Terus ya, kalau memang BMKG sudah memberikan imbauan, itu ngasih imbauannya ke siapa? Di mana? Mana mungkin wisatawan tetap mau datang kalau ternyata ada potensi akan terjadi tsunami? Kan datang wisata untuk senang-senang, bukan bunuh diri.

Ya, soal imbauan itu menurut eike udah fatal banget deh. Kalau saja benar-benar diumumkan ada erupsi, dan potensi gelombang pasang – seperti yang BMKG sampaikan beberapa saat setelah bencana – bisa jadi korban jiwanya nggak akan sampai ratusan orang. Jadi salah nggak nih kalau ada yang protes ‘bubarkan BMKG’? Hayooo

Kalau pemerintah pelit anggaran untuk mitigasi bencana, kedepannya Indonesia bukan lagi surga, tapi kuburan massal. Share on X

Sudah memberikan imbauan aja kayak niat nggak niat, ditambah lagi alat mitigasi bencana kita juga parah banget. Kalau terjadi bencana bilangnya alat pendeteksi rusak, atau bilangnya belum punya alatnya. Bener-bener ngeri deh. Pemerintah sibuk bangun infrastruktur di sana-sini, tapi pencegahan bencananya minim. Kayak percuma gitu, bangun juga nanti hancur lagi karena bencana alam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, negara kita itu pelit banget kalau soal penanggulangan gempa. Bukannya meningkat tiap tahun, anggaran malah dikurangin. Hellooo, pemerintah suka rada-rada nih.

Bayangin gaes, anggaran yang diterima BNPB tahun 2019 saja hanya sebesar Rp 610 miliar. Padahal tahun 2018 anggarannya sebesar Rp 746 miliar.

Padahal, lanjut dia, hampir di seluruh wilayah Indonesia merupakan rawan bencana seperti gempa bumi, tsunami, puting beliung, dan longsor. Idealnya, kata Sutopo, alokasi anggaran untuk BNPB sekitar 1 persen dari jumlah APBN. Kalau perlu Rp2 T.

Rakyat tuh nggak butuh informasi berapa jumlah korban bencana, apa penyebab bencana, dan suara-suara pembelaan atas kacaunya penanggulangan bencana negeri ini. Yang rakyat butuh itu, informasi dini sebelum terjadi bencana. Biar apa? Biar bisa waspada. Biar aman. Gitu loh… (E36)

Exit mobile version