HomeCelotehPembalasan Dendam BPJS Kesehatan

Pembalasan Dendam BPJS Kesehatan

“An eye for an eye will only make the whole world blind.” ― Mahatma Gandhi, yang tak kenal penunggak BPJS


 PinterPolitik.com

Sebelumnya saya akan kasih fair warning bahwa artikel ini adalah curhatan pribadi.

Setelah huru-hara demonstrasi serta menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, ada satu hal yang balikin rasa hormat saya ke Pak Jokowi. Saat ini Jokowi sedang menggodok Instruksi Presiden (Inpres) agar penunggak BPJS Kesehatan tidak bisa mengakses pelayanan publik.

Menurut Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan para penunggak BPJS tidak akan diperbolehkan untuk memperpanjang paspor, SIM, tak bisa mengajukan kredit perbankan, hingga tak bisa mengurus administrasi pertanahan.

Akhirnya keadilan!

Fachmi menambahkan aturan ini bertujuan untuk meningkatkan kolektabilitas iuran BPJS Kesehatan. Hal ini tentu tidak mengherankan karena tujuan BPJS adalah pemerataan kesejahteraan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ya namanya juga universal health care for all, semua bisa akses. Tapi banyak loh masyarakat Indonesia pengguna BPJS yang sebenarnya mampu buat berobat ke rumah sakit swasta terkenal atau bahkan luar negeri.

Ironis sih, gagasan utama dari kebijakan universal health care adalah proteksi kesehatan bagi semua warga negara. Namun sistem BPJS ini memasukkan elemen tanggung jawab warga negara Indonesia yang terkenal “gotong royong dan disiplin”, haha.

Saya murka sekali sih dengan makhluk-makhluk tak bertanggung jawab ini. Pasalnya, minggu kemarin ketika berobat ke rumah sakit karena disinyalir sistem saraf mengalami abnormalitas, obatnya ga ada. Dengan sinis dokter pun berkata bahwa obat ga ada karena banyak yang belom pada bayar BPJS.

Saya pun menatap nanar teman saya yang nunggak di ujung ruangan, dia pun cengengesan. Orang-orang kayak temen saya ini agaknya ga sadar kalo karena mereka BPJS bakal naik sampe dua kali lipat. Gimana dengan golongan kelas bawah yang makan aja udah pas-pasan.

Lagian egois dan pikun sih. Jadi ribet semua kan. Sehat itu mahal, ya memang. Buktinya bisa dilihat dari kebijakan BPJS yang justru jadi bumerang bagi masyarakat dan keuangan negara sendiri. Jadi mohon bagi para penimbun kekayaan di luar sana, segeralah lunasi tunggakan. Kasian saya susah berobat. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Prabowo and The Nation of Conglomerates
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...