“Mungkin maksud Pak SBY figur yang baru, baru satu periode.” ~ Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]usilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan pernyataan yang sedikit menimbulkan banyak interpretasi dari berbagai politikus lintas partai politik.
Anggapan satu dan yang lainnya berbeda, tapi prinsipnya semua politikus itu kepedean gara – gara SBY.
Tapi gapapa lah, berarti pernyataan SBY bisa membuat orang menjadi percaya diri, ya walaupun orang lain itu malah kepedean, weleeh weleeeh.
Apalagi kalau soal interpretasi kan memang para politikus itu rajanya, akal – akalin yang penting, kadang – kadang malah jadi kepedean sendiri, weleeeh weleeeh.
Emang isi pernyataannya gimana sih? Kata SBY, ia berjanji akan melahirkan pemimpin baru yang amanah, cerdas, dan memikirkan orang banyak. Nah kalau dilihat dari kubu penguasa atau oposisi, dua – duanya keliatan memanfaatkan pernyataan SBY.
Padahal kan cuma begitu doang, weleeh weleeh. Wajar sih namanya juga SBY, Ketua Umum Partai Demokrat yang sampai saat ini belum jelas arah dukungannya, jadi siapapun masih bersaing merebut hati SBY.
Kalau dari para oposisi, makna yang diambil itu katanya SBY dan oposisi satu pandangan karena ingin pemimpin baru. Artinya Jokowi hanya satu periode dan akan muncul sosok baru. Hmm, bisa sih bisa, namanya interpretasi kan bebas aja, weleeeh weleeeh.
Nah loh, para lingkar koalisi pemerintah juga tak ketinggalan ikut mengakali interpretasi untuk pernyataan SBY. Kan lumayan, udah koalisi gemuk, jadi makin gemuk, ehhhmm.
Kata PDIP, yang dimaksud figur baru versi SBY itu adalah baru satu periode, jadi ini simbol akan ada fase baru Jokowi akan dilantik lagi sebagai Presiden di 2019. Namanya interpretasi sih bebas aja, namanya juga bebas tafsir, weleeeh weleeeh.
Yang jelas bola permainan sedang berada di Partai Demokrat, jadi SBY sangat mudah mengombang – ambingkan nasib pertarungan head to head antara Prabowo dan Jokowi, hmmm.
Emang Partai Demokrat mau mengarah kemana? Lebih baik ga usah ke dua – duanya biar seimbang, biasanya gitu kan, selalu ambil jalan tengah.
Makanya Mario Teguh bilang kalau keseimbangan sikap itu penentu ketepatan perjalanan kesuksesan, weleeeh weleeeeh. (Z19)