“Adultery is the application of democracy to love.” – H. L. Mencken, American journalist
PinterPolitik.com
Ada yang baru nih dari drama pertemanan antara PKS dan Nasdem. Kali ini melibatkan Partai terkuat dalam koalisi Jokowi, tak lain tak bukan yaitu PDIP. PDIP mungkin aja tak senang melihat Nasdem dekat-dekat dengan PKS yang merupakan oposisi. Mereka pun mengingatkan Nasdem untuk tidak main politik dua kaki dan menjunjung tinggi etika berkoalisi.
Pantes sih kalo PDIP ngomong begitu. Pertama, dia punya bargaining power untuk nentuin arah koalisi. Kedua, Nasdem kan sudah lama ikut PDIP mengusung Jokowi sejak tahun 2014. PDIP pun dianggap beberapa pihak posesif sama gengnya. Makanya tak heran kalau misalnya PDIP cemburu ketika Nasdem berkunjung ke kantor PKS dan tertawa mesra. Mungkin PDIP punya relationship issue. Sok terapi pasangan lah, saya yakin PDIP bisa afford.
Nasdem pun bukannya tidak defensif. Menurutnya kesepahaman dengan PKS di parlemen tidak menyalahi etika berkoalisi dengan PDIP. Mereka pun tak terima dibilang main politik dua kaki. Lagian gak mungkin juga Nasdem tiba-tiba walk out dari koalisi sekarang. Kan Nasdem punya tiga menteri di kabinet, bisa tiba-tiba dipecat mereka kalo Nasdem keluar koalisi.
Agaknya kita harus kasian sama PKS. Sudah jual mahal ke PAN sama Demokrat, senang akhirnya punya teman, eh ternyata pasangannya posesif. Rupanya memang tidak baik berharap terlalu banyak kalo gak mau usaha lebih.
Tapi mungkin saja masalah antara tiga partai besar ini punya gosip yang lebih moncer. Usut punya usut, bisa jadi ini merupakan manuver balasan Nasdem ke PDIP. Wah kenapa tuh?
Menurut Sekretaris Fraksi Partai Gerindra di DPR, Desmond J. Mahesa, bisa jadi sikap Nasdem ini didasari oleh kemungkinan merapatnya PDIP dan Gerindra. Ada kemungkinan pada tahun 2024 mendatang Gerindra dan PDIP akan berjuang mengusung pasangan capres dan cawapres yang sama. Mungkin aja sikap Nasdem ini adalah pembalasan dendam kepada PDIP. Selingkuh dibalas selingkuh. Drama, drama di mana-mana.
Desmond pun menyatakan bahwa sebenarnya posisi Gerindra di parlemen pun tidak jelas. Memang ada kemungkinan Nasdem dan PKS berkoalisi, tapi bisa saja berubah sewaktu-waktu mengingat sifat dari politik yang cair. Agaknya kita sebagai masyarakat gak akan kehabisan stok drama sampai setidaknya lima tahun ke depan. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.