“Apa bedanya Marhaen dan Proletar? Saya waktu itu dengan begitu lantang menjawab: Kalau Marhaen punya alat produksi, kalau proletar tidak.” ~ Rudi Hartono
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]ata Managing Director Cyrus Network, menunjukkan bahwa PDIP adalah partai terkorup nomor dua di Indonesia setelah Golkar dan diikuti oleh Partai Demokrat. Menurut kalian apakah tepat bila PDIP memberikan pendidikan sejarah kepada kadernya yang ingin menjadi anggota legislatif?
Jangan terlalu pusing memikirkan jawaban atas pertanyaan di atas gengs, apalagi sampai memberikan komentar yang berlebihan. Cukup kalian bilang iya atau tidak aja gengs. Soalnya kan pertanyaannya “tepat atau tidak”, belum disertai dengan pertanyaan: “Alasanya apa kalian bilang… ?” Ehehehe.
Nah, kabarnya salah satu partai terkorup ini, kata Cyrus Network loh ya, lagi kehadiran banyak caleg dari kalangan artis nih gengs. Makanya mereka yang kerap kali dijadikan role model bagi masyarakat ini diajak Wakil Sekjen DPP PDIP, Ahmad Basarah, mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional.
Para pekerja seni tersebut mendapatkan materi sejarah mengenai kebangkitan nasional yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional masa penjajahan saat itu. Weleh-weleh, keren sih, tapi kok mau nangis ya lihatnya. Wkwkw, untung aja kader PDIP yang mau jadi calon legislatif enggak dikasih tahu soal sejarah korupsi partainya. Uppss.
Mungkin bila caleg artis itu diberi materi mengenai sejarah pengkhianatan kader PDIP yang terjerat kasus korupsi bakal lebih bagus lagi tuh gengs. Sepakat nggak? Dibanding dikasih materi sejarah perjuangan negeri, emangnya anak Paud atau anak SD yang dikasih materi gituan? Kan biar caleg-caleg itu nggak tergoda, bagus kan buat rakyat?
Intinya, alasan Basara ajak artis, pekerja seni dan budayawan ke museum dan memberi pendidikan sejarah bertujuan untuk menjalankan fungsi sebagai pembentuk mindset serta membentuk perilaku.
Basarah berharap melalui kegiatan pengenalan museum ini para caleg artis bisa membantu menyampaikan kepada masyarakat bagaimana perjuangan panjang para tokoh pergerakan nasional membebaskan rakyat Indonesia dari keterjajahan.
Menurutnya, para tokoh perjuangan telah membangun narasi perjuangan mereka dengan persatuan nasional sebagai kata kunci. Narasi itu dibangun karena penjajah saat itu mengedepankan politik pecah belah kepada anak bangsa.
Udah jelas kan gengs maksudnya mereka itu apa? Bukan berarti mereka kurang bersolek di depan kaca ya yang menjurus pada kata-kata: “Penjajah kok ngomong penjajah!” Maksud mereka mungkin artis sedang diminta berakting di DPR, biar rakyat enggak minta bubarin DPR yang semakin hari semakin dibenci sama rakyat! Share on XTul apa betul? (G35)