“Keberanian adalah perlawanan atas rasa takut, penguasaan rasa takut, bukan ketidakadaan rasa takut”.
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]omentum politik sudah di depan mata, bagaimana cara partai politik saling sikut dan saling rebut simpati dan hati masyarakat?
Bagaimana strategi antar partai politik itu beradu di lapangan, weleeeeh weleeeeh. Partai politik menyiapkan strategi jitu menjelang kontestasi politik yang semakin memanas.
Berbagai strategi andalan yang bisa mendongkrak elektabilitas partai politik sudah pasti digunakan. Dari mulai merekrut kalangan artis, atlet sampai tokoh nasional yang diharapkan jadi magnet electoral partai politik, weleeeeh weleeeeh.
Tak aneh juga bila ada partai politik yang membumikan sosok mantan Presiden seperti Soekarno, Soeharto, Gus Dur sampai SBY.
Hmmm, emangnya masih ngaruh ya kalau partai politik menonjolkan sosok itu? Weleeeeh weleeeeh.
Nah tapi ada isu yang lumayan mengejutkan nih, ada wacana kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan melarang penggunaan sosok Soekarno dalam berbagai sosialisasi dan kampanye partai politik. Hayooo siapa yang akan kebakaran jenggot?
Yang jelas pasti PDI Perjuangan lah. Sampai hari ini, PDIP masih memanfaatkan sosok Soekarno dalam berbagai sosialisasinya.
Founding Father itu dinilai tepat dan mampu bila menjadi magnet electoral suatu partai. Ya harapannya sih PDIP bisa menarik simpati publik kalau Soekarno dipampang dalam berbagai spanduk atau medium publikasi lainnya.
Nah kalau penggunaan kesosokan Soekarno dilarang, bisa ga ya PDIP menarik simpati publik lagi? Weleeeh weleeeeh entahlah. Mungkin bisa kali, kan Ketua Umumnya sekarang juga mantan Presiden.
Dan terlebih lagi, Ketua Umumnya itu kan anaknya dari Soekarno, jadi kayanya ada pengecualian deh, oh iya juga ya. weleeeeh weeleeeeh.
Kalau kebijakan ini betul-betul dijalankan KPU, memangnya apa ya yang menjadi pertimbangannya? Kok Founding Father negeri ini tak boleh jadi bahan kampanye partai politik?
Kalau sosok Soekarno sudah tak melekat di PDIP, akankah suara si Banteng akan menurun?
Ya kalau Soekarno sebagai magnet electoral pastinya akan turun, cuma pertanyaannya sanggup ga PDIP bekerja lebih keras lagi karena tak menggunakan sosok Soekarno? (Z19)