“Betapa bahagia saat kita duduk di istana. Kau dan aku, dua sosok dan dua tubuh, namun hanya satu jiwa, kau dan aku.” ~ Jalaluddin Rumi
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]olitikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Charles Honoris berpendapat bahwa guna mewujudkan demokrasi yang berkualitas, diperlukan oposisi yang berkualitas. Karena itu, oposisi harus menjalankan fungsi checks and balances, dan itu tidaklah mudah.
Wih gimana tuh bang, kasih tahu kita dong! Eh, tapi jangan sampai keceplosan kritik yang ujungnya mengharuskan PDIP bercermin lagi ya! Ehehehe, maklum bang, musim penghujung kemarau gini kan bisa bikin orang meriang, nah kalau udah meriang kan jadi malas tuh berkaca.
Jadi menurut politikus PDIP ini, oposisi tidak bisa cuma modal nyanyi doang. Charles membandingkan peran oposisi dalam pemerintahan Jokowi saat ini, dengan yang dilakukan PDIP saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dulu. Pada 2013, untuk membuktikan bahwa kebijakan SBY menaikkan harga BBM adalah langkah yang salah, PDIP justru sampai merangcang APBN-P tandingan. Weleh-weleh.
Tuh kan bang, sudah mulai lupa bawa kaca. Wkwkwk. Hayoo, Jokowi nggak naikin harga BBM bersubsidi loh, cuma BBM non subsidi aja yang naik. Coba kalau Jokowi naikin harganya sekarang, mungkin Gerindra bukan hanya bikin APBN-P tandingan, tapi sekalian presiden tandingan. Ckckck.
Nah, menurut Charles, lewat postur APBN-P 2013 tandingan itu, PDIP membuktikan bahwa terdapat sumber-sumber lain dari anggaran negara untuk menutup subsidi, tanpa harus menaikkan harga BBM. Bahkan, dari perhitungan tersebut, PDIP sampai merilis harga BBM tandingan yang pro rakyat!
Menurut Charles, apa yang dilakukan partainya kala itu adalah wujud komitmen sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri guna menghadirkan oposisi yang berkualitas, demi demokrasi yang juga berkualitas. Share on X Buktinya tahun 2014 PDIP bisa memenangkan Pemilu. Betul apa betul?
Hmmm, mantaplah, memang PDIP yang dijuluki partainya “wong cilik” benar-benar kreatif, beda sama oposisinya sekarang. Coba aja lihat harga-harga kebutuhan yang naik semakin tinggi dan itu bisa menjadi bukti kalau PDIP positif berharap serta memotivasi rakyat. Mungkin kayak gini bilangnya:
“Ayo dong rakyat kecil, semangat! Baru BBM non subsidi, listrik, dan bahan pokok yang naik sedikit harganya aja udah pada ngeluh! Semangat ya nyari uangnya, kerja kerja kerja! Semakin besar harga kan semakin bagus doa kita untuk kalian bisa jadi orang yang kaya raya!” (G35)