Site icon PinterPolitik.com

PDIP-Gerindra Campuri Urusan Senior?

PDIP-Gerindra Campuri Urusan Senior?

Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

“Ada banyak manusia yang punya prinsip di partai-partai politik di sebuah negara, tapi tidak ada partai yang punya prinsip.”~ A. Tocqueville


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]ursi Ketua DPR RI masih kosong pasca ditahannya Setya Novanto. Kini, masih dinantikan siapakah kader Partai Golkar yang akan mengisi kekosongan itu.

Tak ayal, tiga nama kader Partai Golkar langsung masuk radar calon Ketua DPR RI. Antara lain Bambang Soesatyo, Azis Syamsuddin, dan Agus Gumiwang.

Namun, sampai kini Partai Golkar belum memberikan restu kepada satu diantara ketiga kader terbaiknya itu.

Tapi, hal aneh muncul. Tak memiliki kapasitas apa – apa, tiba-tiba ada dua partai yang terkesan menggurui Partai Golkar dan menakar siapa yang pantas mengisi kekosongan Ketua DPR RI.

Partai Golkar aja belum memutuskan, eh malah ada dua partai yang sembrono memilih Ketua DPR RI yang disukainya. Hmm, sesederhana itukah PDIP dan Partai Gerindra dalam memilih? Weleeeeh weleeeeh

Dua partai ini memang tak malu mengusulkan nama Ketua DPR RI yang baru kepada Partai Golkar? Loh kenapa? Emangnya Partai Golkar meminta saran kepada mereka. Rasanya tidak.

Weleeeeeh weleeeeeh. Hal pertama yang perlu dicatat, bahwa kewenangan Partai Golkar lah yang menentukan siapa Ketua DPR RI. Dua partai yang berkomentar itu pun tak memiliki kekuatan apa-apa.

Hal kedua yang harus dicatat pula, dua partai yang menggurui Partai Golkar kiranya harus membaca sejarah bahwa kiprah Partai Golkar selama setengah abad tak bisa diragukan baik di eksekutif maupun legislatif.

Jadi tak usah khawatir ya. Hmmm.

Justru, dua partai yang tergolong lebih junior ini harusnya diam menonton saja, coba mengamati semuanya. Apalagi dua partai ini memiliki selisih umur yang jauh dengan Partai Golkar. Gurui yang lebih tua?

Jadi, dua partai yang mengusulkan nama Ketua DPR RI itu hendaknya membaca sebuah adagium sederhana.

“Tak usah mengajari ikan berenang dan tak usah juga mengajari Elang terbang tinggi”

Adagium ini memiliki makna dan jawaban yang tepat bagi langkah dua partai yang menggurui Partai Golkar. (Z19)

Exit mobile version