PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba memanaskan mesin untuk bisa berlaga dengan maksimal di sana. Tapi di saat persiapan tengah memanas, Partai Banteng dan Gerindra kembali jadi sorotan.
Menurut analisa dari Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte, Partai Banteng dan Gerindra kemungkinan besar bakal ngos-ngosan saat Pilgub Jabar digelar. Sebab, berdasarkan survei mengenai elektabilitas dari sejumlah calon yang akan berlaga, elektabilitas calon dari kedua partai ini sangat rendah.
Pasangan calon yang diusung oleh Partai Banteng yaitu TB Hasanuddin-Anton Charliyan elektabilitasnya hanya 2,5 persen. Sementara itu, Sudrajat-Ahmad Syaikhu pasangan calon yang diusung Gerindra elektabilitasnya mentok di 5 persen. Yang berada di atas angin adalah pasangan Ridwan Kamil-Uu R Ulum yang elektabilitasnya mencapai 45,9 persen. Sedangkan elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebesar 40,9 persen. Wah, kalau seandainya Pilgub dilaksanakan hari ini otomatis Partai Banteng dan Gerindra jelas kalah telak dong? Hmm, maunya gimana nih?
Partai Egois jadi ketetran.
— HALAK BATAK (@jenri_limbong) February 5, 2018
Nah, apakah hasil survei tersebut membuat Partai Banteng dan Gerindra cemas? Seharusnya nggak karena menang atau kalah nggak berpijak pada analisis survei semata. Terus apa dong?
Partai Banteng dan Gerindra perlu buka mata dan buka hati. Apakah kinerja mereka selama ini udah bagus di Jabar? Lalu apakah pasangan calon yang diusung selama ini sudah memberikan kontribusi yang baik di tanah Sunda? Mikir-mikir deh ampe otak salah urat.
Melihat situasi ini, saya jadi teringat akan zaman kuliah dulu, saat lagi asyik belajar filsafat Yunani di kampus tercintrong. Terutama saat menggeluti pemikiran Plato mengenai konsep pemerintahan yang ideal dalam suatu negara.
Menurut Plato, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara nggak ada tuh yang namanya pencurian aset negara alias korupsi. Aset negara adalah milik bersama dan untuk kebaikan bersama atau istilah gaulnya bonum commune. Selain itu, Plato sendiri bilang bahwa nggak ada juga tuh yang namanya “politik dinasti”. Hal ini sebagai antisipasi agar urusan pemerintahan nggak campur aduk kayak gado-gado dengan urusan keluarga. Nah, apakah kinerja Partai Banteng dan Gerindra udah sesuai dengan resep dari Plato ini? Silahkan nilai sendiri, wkwkwk. (K-32)