Walau sadar tidak bisa mengusung calon presiden sendirian, namun Demokrat sepertinya tertarik menghadirkan capres alternatif. Siapa tuh?
PinterPolitik.com
“Politik adalah seni dari segala kemungkinan, pencapaian hasilnya adalah seni yang terbaik berikutnya.” ~ Otto von Bismarck
[dropcap]D[/dropcap]ari hasil berbagai survei, salah satunya Polmark dan Indo Barometer, terlihat kalau kemungkinan akan adanya calon presiden alternatif sangat terbuka lebar. Jadi bisa aja di Pilpres tahun depan yang terpilih bukan lagi Jokowi atau Prabowo Subianto, tapi tokoh lain. Hmmm, kira-kira siapa ya yang bisa menyaingi keduanya?
Nah adanya kemungkinan ini, tentu dilihat sebagai peluang tersendiri bagi parpol yang masih senang main di tengah-tengah aja. Siapa lagi kalau bukan Demokrat. Setelah punya komandan pemenangan, Demokrat bisa saja membuka peluang adanya poros baru. Kira-kira siapa yang bakal digandeng ya? Apakah partai besan, yaitu PAN?
Kalau mau mengarah pada generasi milenials, mungkin nama Agus Harimurti Yudhono (AHY) sudah bisa diterima. Tapi bagaimana dengan generasi sebelumnya? Secara elektabilitas dari berbagai survei, peringkat AHY memang enggak bisa dibilang rendah sih. Bagaimana pun, pamornya sudah mulai terbentuk setelah rajin blusukan.
Tolong jaga TGB, AHY pak @SBYudhoyono mereka calon pemimpin negeri ini, kalau AHY bisa gandeng TGB atau pak gatot nurmantyo kami akan dukung
— I am (@l4mpunq) February 11, 2018
Tapi apakah sosoknya sudah cukup kuat untuk menantang para senior? Seperti kata Otto di atas, segala sesuatu mungkin saja terjadi di politik. Anies Baswedan yang sebelumnya hanya underdog di Pilkada DKI aja, tiba-tiba bisa lolos jadi jawara Jakarta kok. Sekarang kan tinggal gimana trik-nya saja, mau lurus atau belok? Upps!
Selain AHY, Demokrat juga sebenarnya punya mutiara hitam lain yang tak kalah berharga lho, asalnya dari Timur Indonesia, walau provinsinya bernama Nusa Tenggara Barat. Dialah Zainul Majdi alias Tuanku Guru Bajang (TGB) yang kini menjabat sebagai Gubernur. Belakangan namanya pun ikut digadang-gadang untuk disandingkan dengan Jokowi.
Sebagai kader Demokrat, masa iya TGB mau “melangkahi” sang putra mahkota? Tentu tidak dong ya, kecuali kalau mau berkhianat dari partainya, seperti Emil Dardak. Tetapi, sebenarnya akan jauh lebih apik bila AHY dan TGB bisa disatukan sebagai poros baru segar bagi para milenials. Hmmm, kira-kira pasangan ini menjanjikan ga ya? (R24)