HomePolitik & FigurePartai Berkarya, Partainya Tommy Soeharto

Partai Berkarya, Partainya Tommy Soeharto

Kecil Besar

Isu verifikasi faktual partai sebagai persyaratan mengikuti Pemilu, menjadi salah satu bahasan dalam rapat dengar pendapat Panitia Khusus (Pansus) RUU Penyelenggaraan Pemilu dengan empat partai baru, yang dilakukan Rabu (8/2). Salah satu partai baru yang mendapatkan verifikasi Menteri Hukum dan HAM adalah Partai Beringin Karya atau Partai Berkarya yang didirikan Tommy Soeharto.


pinterpolitik.com

DKI JAKARTA – Pada rapat tersebut, Ketua Umum Partai Berkarya Neneng A. Tutty mengatakan pihaknya sangat siap jika akan dilakukan verifikasi faktual karena Partai Berkarya beserta keanggotaannya telah memenuhi syarat. “Kami sudah siap bila ada verifikasi faktual, karena kami telah memiliki cabang di 32 provinsi dan 504 kabupaten/kota dan sudah sampai ke kecamatan,” katanya.

Kementerian Hukum dan HAM mengesahkan Partai Berkarya yang dibentuk Tommy Soeharto, melalui SK Menkumham Nomor : M.HH-20.AH.11.01 2016 dimana Tommy Soeharto duduk sebagai Majelis Tinggi. Partai ini secara resmi berdiri pada 15 Juli 2016, tanggal yang sama dengan kelahiran Tommy Soeharto yang lahir tahun 1962.

Walau sudah masuk dalam struktur Partai Berkarya, namun Tommy kabarnya belum mundur dari jabatan anggota Dewan Pembina Partai Golkar. Menurut Neneng, meski Tommy belum secara resmi mengundurkan diri dari Dewan Pembina Partai Golkar, sebenarnya putra mantan Presiden Soeharto ini otomatis sudah bukan kader Golkar.

Ia juga menegaskan kalau partainya tidak bermaksud meniru, walau tidak menampik adanya kesamaan atribut Partai Berkarya dengan Partai Golkar, baik dari warna, sampai lambang pohon beringin. Yang jelas semua itu sudah diatur dalam AD/ART kami. Mulai dari lambang, warna dan lain-lain, itu sudah di jelaskan dalam AD/ART. Kalaupun ada kesamaan, ya mungkin kebetulan saja,” kata Neneng.

Partai Golkar sendiri mengaku tidak khawatir dengan hadirnya Partai Berkarya. Bahkan, Golkar mengklaim parpol baru hanya ramai menjelang pemilu, lantas hilang setelah gugur dalam pendaftaran. “Dalam negara kita mendirikan parpol tidak dilarang, tapi mendirikan partai mirip dengan partai lain tentu ada aturannya. Yang jelas Golkar hanya ada satu,” kata mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung, Mei tahun lalu.

Menurut mantan Ketua DPR ini, berdirinya Partai Berkarya hanya sekedar sensasi semata. “Ini lebih banyak hanya cari perhatian. Bikin partai tidak mudah, buat partai saat ini butuh SDM besar untuk bisa eksis dan dipilih rakyat,” lanjutnya.

Benarkah tindakan Tommy ini hanya untuk cari sensasi? Apa ini membuktikan kalau putra bungsu Soeharto ini benar-benar ingin masuk ke panggung politik seperti bapaknya? Semoga kemunculan partai ini bisa menyemarakkan perpolitikan Indonesia dan masyarakat bisa semakin pintar dalam berdemokrasi secara damai, aman, dan tertib, demi Indonesia yang lebih baik. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

Teror Soros, Nyata atau “Hiperbola”? 

Investor kondang George Soros belakangan ramai dibincangkan di media sosial. Apakah ancaman Soros benar adanya, atau hanya dilebih-lebihkan? 

Begitu Sulit Sri Mulyani

Kementerian Keuangan belum juga memberikan paparan kinerja APBN bulan Januari 2025.

Mitos “Hantu Dwifungsi”, Apa yang Ditakutkan?

Perpanjangan peran dan jabatan prajurit aktif di lini sipil-pemerintahan memantik kritik dan kekhawatiran tersendiri meski telah dibendung sedemikian rupa. Saat ditelaah lebih dalam, angin yang lebih mengarah pada para serdadu pun kiranya tak serta merta membuat mereka dapat dikatakan tepat memperluas peran ke ranah sipil. Mengapa demikian?

Inikah Akhir Hidup NATO?

Perbedaan pendapat antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) belakangan terlihat semakin kentara. Apa maknanya?

Apocalypse Now Prabowo: Sritex dan Tritum Konfusianisme

Badai PHK menghantui Indonesia. Setelah Sritex menutup pabriknya dan menyebabkan 10 ribu lebih pekerja kehilangan pekerjaan, ada lagi Yamaha yang disebut akan menutup pabrik piano yang tentu saja akan menyebabkan gelombang pengangguran.

Tiongkok Pesta Thorium, Bisa Pantik “Perang”? 

Dunia dihebohkan dengan kabar bahwa Tiongkok berhasil menemukan cadangan thorium yang jumlahnya diprediksi bisa menghidupi kebutuhan energi negara tersebut selama 60 ribu tahun. Kira-kira, apa dampak geopolitik dari hal ini? 

Ini Akhir Cerita Thohir Brothers?

Mega korupsi Pertamina menguak dan mulai terarah ke Menteri BUMN, Erick Thohir, dan sang kakak, Garibaldi atau Boy Thohir. Utamanya, terkait jejaring kepentingan personal dan politik yang bisa saja akan menjadi pertimbangan Presiden Prabowo Subianto kelak atas sebuah keputusan. Benarkah demikian?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...