Pansus angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya resmi diperpanjang hari ini, setelah laporan kerjanya diterima dalam sidang paripurna DPR. Padahal yang mendukung pansus diperpanjang cuma Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golongan Karya (Golkar) dan Nasional Demokrat (Nasdem), kok bisa disetujui jangan-jangan ketiga partai ini pakai guna-guna?
PinterPolitik.com
Saya benar-benar gagal paham dengan PDIP, Golkar dan Nasdem, katanya sebagai ‘tiga batu tungku’-nya, pakde Jokowi kok malah terkesan tak mendukung kebijakan pemerintah, terutama dalam memberantas korupsi. Mereka malah membiarkan anggota-anggotanya bergabung dalam Pansus Angket DPR. Seharusnya ketiga partai ini sudah tahu bahwa kehadiran pansus hanya bikin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) susah mengusut kasus-kasus mega korupsi di negeri ini, tapi kenapa malah membiarkan anak buahnya bergabung dalam pansus? Ada apa dengan ketiga partai ini?
Mama, sebagai pimpinan partai banteng seolah-olah membiarkan anak-anaknya ‘bermain’ di dalam pansus agar mampu menghalangi KPK menelusuri jejak BLBI. Sementara itu, di bawah naungan pohon beringin, papa masih tertidur. Entah karena habis pulang ambil saham atau karena jatuh sakit akibat terserang virus e-KTP sehingga anak-anak ngak sempet diawasi, aku ora mudeng. Lalu, om brewok nampaknya ikut aja maunya mama dan papa biar terlihat sebagai keluarga yang kompak. Kalau tingkah papa, mama, sama om kayak gini ujung-ujung pakde Joko yang pusing. Kasian pakde Joko yang tak bisa berbuat banyak melihat pansus menghambat kerja KPK. Pakde hanya bisa diam sambil mengelus dahi karena kalau ia mau ini atau mau itu, pasti mapala – mama papa larang.
Jokowi Seharusnya Minta Partai Pendukungnya Hentikan Pansus Angket KPK https://t.co/7WlR4ZYIwl
— Kompas.com (@kompascom) September 26, 2017
Kasihan nasib pakde Joko, udah seperti nasib si bawang putih dalam cerita bawang merah dan bawang putih. Seharusnya papa, mama dan om tak hanya mendukung cita-cita pakde Joko untuk menuntut ilmu jauh ke negeri Tiongkok, tapi berjalan bersama pakde Joko untuk mewujudkan sumpah palapa jilid dua. Mungkin dengan mendukung pembubaran Pansus, pasti membuat kerutan di dahi pakde Joko sirna. Yah ini persoalan kaum naga, saya yang hanya termasuk dalam golongan tikus celurut bisa apa? (K-32)