Site icon PinterPolitik.com

Papa, Inspirasi Komposer Lagu

Papa, Inspirasi Komposer Lagi

Ketua DPR RI, Setya Novanto (Foto: Istimewa)

“Apa memang karena kuping melayu. Suka yang sendu-sendu. Lagu cinta melulu” – ERK


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]elantika musik Indonesia dihiasi para komposer lagu dari berbagai genre musik. Tentu dalam mencipta lagunya, komposer tidak secara asal-asalan mencari lirik dan nada sehingga nikmat saat menyanyikannya.

Tapi kalau lagunya itu lagu romantis, tentang cinta-cintaan, hmm biasanya sih dibuat atas pengalaman pribadi. Apalagi kalau lagunya terdengar minor pasti ga jauh-jauh dari urusan patah hati, perselingkuhan, bahkan pengkhianatan. Huhuhu puk, puk.

“Nada-nada yang minor. Lagu perselingkuhan. Atas nama pasar semuanya begitu klise,” begitu kalau lirik yang dituliskan dalam lagu Efek Rumah Kaca.

Tapi selalu saja ada komposer musiman yang hanya menciptakan karya tak tahan lama. Lagunya harus pakai pengawet apa ya, biar bisa enak terus di dengar sampai lama? Hehehe. Masa harus pake formalin sih, wkwk.

Sebagai sebuah lagu, nada-nada yang didendangkan seharusnya mampu membuat pendengarnya rileks, bukan justru bikin pusing. Apalagi kalau sampai membuat telinga sakit, hoalaaaah, itu lagu atau denging?

Contoh lagu-lagu yang bikin rileks hati pendengarnya itu, umumnya mengenai kenangan tertentu yang dapat menyentuh dan mengingatkan pendengarnya atas kenangan tertentu. Seperti lagunya Ebiet G Ade berjudul “Titip Rindu Buat Ayah”.

“Ayah, dalam hening sepi kurindu untuk menuai padi milik kita” – Ebiet G Ade

Selain itu, Seventeen Band pun punya cara untuk buat lagu Papa. Seperti ini liriknya.

 “Aku hanya mengingatmu ayah, Jika aku tlah jauh darimu” – Seventeen

Hanya dari liriknya aja, kita pasti akan ikut merasa terharu dengan kedua lagu di atas. Tapi bagaimana kalau lagu yang dibuat tentang Papa Setya Novanto? Kira-kira lagunya akan membuat orang tersentuh, atau malah terkikik geli ya? Hmmm …

Salah satu komposer yang mencipta lagu special untuk Papa, adalah Yoganata dari Denpasar, Bali. Walau nada-nadanya ada yang bilang mirip lagu Iwan Fals, tapi liriknya berbeda dengan para musisi pada umumnya.

Sumber inspirasi yang sama dengan cara pembuatan dan imajinasi berbeda tentang sosok Papa. Sangat kreatif.  Berikut petikannya :

 “Ini cerita kisah si tiang listrik jadi bagian drama penuh intrik. Sinetron si Bapa yang suka tidur dan suka bikin alasan yang ngawur.”

Lah kok pakai bawa-bawa tiang listrik, tidur, dan sinetron sih? Apa hubungannya sama Papa?

Entahlah. Namun sebagai penikmat musik, tentu harus mengapresiasi sebuah karya lagu dari komposer ini. Namanya juga seni, sah-sah aja dia mau buat seperti apa.

Banyak cara untuk berkarya dan mencintai Papa memang, rasa cinta ini terbukti mampu memberikan ilham bagi Yoganata untuk dituangkan dalam sebuah lagu yang inspiratif. Maju terus musik Indonesia. (Z19)

Exit mobile version