Pertemuan antara Zulkifli Hasan dengan Jokowi menghasilkan desas desus, apa benar PAN tengah mengajukan calon wakil bagi Jokowi?
PinterPolitik.com
“Setiap orang selalu punya dua alasan untuk melakukan sesuatu, yaitu alasan yang terbaik dan alasan yang sebenarnya.” ~ J.P. Morgan
[dropcap]S[/dropcap]enin (19/1) siang lalu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tiba-tiba bertandang ke istana menemui Presiden Joko Widodo. Hmmm, kira-kira ada apa ya? Walau Ketua MPR ini sepertinya enggan berbicara, namun banyak pihak menduga kalau Mantan Menteri Kehutanan itu tengah “melobi” Jokowi terkait Pemilihan Presiden 2019.
Widiiiih, melobi agar bisa dijadikan wakilnya nanti kah? Aaah, yang benar aja. PAN itu sebenarnya koalisi pemerintah atau oposisi sih? Itu aja belum jelas kok, udah curi-curi start pingin jadi wakil Jokowi? Apa kata Amien Rais nanti? Hmmm, jangan-jangan atas pertimbangan ini pula yang bikin Zulkifli jadi enggan bicara.
Waktu setahun, bagi partai politik, adalah waktu yang sangat singkat untuk bersiap menyambut pesta demokrasi terbesar yang agar digelar 2019 nanti. Selain sibuk urusan internal, masalah eksternal juga harus banyak dipikirkan. Apalagi gelaran tahun depan juga akan menentukan “periuk nasi” parpol dalam lima tahun berikutnya.
Capres : Amin rais
Cawapres : Zulkifli hasan.Cocok, dijamin menang..? ? ? ?
— ?? ????™ (@PaijoAryanto) February 20, 2018
Jadi wajar saja kalau sekarang-sekarang ini, para ketua umum jadi sibuk ke sana-sini. Terutama ke Jokowi. Hmmm, kira-kira udah ada beberapa partai islam yang mendekati Jokowi. Sebelum Romi dari PPP, Cak Imin juga sudah kelihatan dekat-dekatan sama Mantan Gubernur DKI ini.
Herannya, PKS yang sudah jelas-jelas sering ngintilin Gerindra aja, ikut coba-coba nawarin wakil ke Jokowi. Hmmm, ada apakah dengan partai besutan Prabowo ini? Walau Fadli Zon berkoar-koar, Prabowo pasti menang, tapi rekan-rekan koalisinya kok sepertinya bubar pelan-pelan?
Walau di kabinet Jokowi, PAN masih kebagian satu kursi sebagai pertanda kalau PAN masih koalisi pemerintah. Namun sepak terjang PAN, baik dalam Pilkada dan kritikan, sebenarnya lebih banyak mendukung oposisi. Apakah ini memang strategi pragmatis PAN yang “sana-sini oke”? Hmmm, apakah cara curi-curi start juga bagian dari strateginya untuk menentukan posisi? Mungkin hanya Tuhan, Zulkifli, dan Jokowi saja yang tahu. (R24)