“Mereka koalisi yang senang, mereka senang berkoalisi.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Amanat Nasional (PAN) belum sepenuhnya menerima hasil Ijtima Ulama yang memandatkan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dan Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad menjadi bakal cawapres.
Wkwkwk, ada yang tahu enggak kenapa PAN kurang sepakat? Eh, kayaknya bukan kurang sepakat deh, tapi lebih pasnya kita bilang PAN tidak sepakat sama sekali.
Kok bisa ya, padahal kan Pilpres sebelumnya Prabowo sudah memilih kader PAN yaitu Hatta Rajasa untuk jadi cawapres. Masa sih Pemilu tahun depan PAN masih mau ngotot minta kadernya untuk maju lagi jadi cawapres, memangnya enggak takut kalah lagi ya? Weleh-weleh.
Atau PAN sudah mulai terpengaruh nih sama ungkapan Fahri Hamzah, yang bilang kalau partai politik tidak akan eksis jika hanya mengandalkan Pileg dan hanya sekedar jadi pendukung koalisi tanpa menonjolkan kadernya sebagai capres atau cawapres?
Hmmmm, bisa juga sih kayak gitu. Tapi bisa juga PAN ngotot gini karena hasrat berkuasanya masih sangat tinggi gengs.
Duh, kok jadi gini ya. Kasihan Prabowo nih. Koalisinya enggak kompak. Eh atau kebalikannya ya, kasihan koalisinya, Prabowo kok plin-plan gini ya.
Eh gengs! Jangan diketawain dong, kasihan tahu. Wkwkwk.
Jadi gimana nih gengs menurut kalian mengenai isu ini? Koalisi Prabowo yang maruk atau Prabowo yang… Ckckck, sudah deh gengs, jangan dilanjutin ya. Lupa eyke, kasihan mereka.
Lanjut ya gengs, menurut Sekjen PAN Eddy Soeparno, apa yang disampaikan dalam pertemuan Ijtima merupakan masukan yang sangat berharga bagi koalisi.
“Kita akan pertimbangkan, kita akan jadikan masukan yang sangat penting untuk memutuskan arah politik kita ke depan”. Begitu gengs katanya.
Nah, kalau sudah gini, gimana nih? Btw, diplomatis banget ya jawabanya PAN. Oh iya, mungkinkah PAN akan setuju dengan pilihan yang diberikan Prabowo, atau sebaliknya karena keputusan itu PAN akan memutar haluannya untuk mendukung cebong?
Alah, ini kok typo terus sih, maksud eyke PAN akan putar haluannya untuk mendukung Presiden Joko Widodo. Nah gitu gengs yang benar. Ahahaha, maaf ya.
Kalau menurut Eddy, PAN saat ini masih ingin mempertimbangkan, tapi sebagai partai politik tentu punya prosedur dan mekanisme sendiri untuk menentukan keputusan yang sangat strategis terkait Pilpres. Weleh-weleh, pertanda nih gengs.
Katanya lagi gengs, PAN tidak seperti PKS yang sudah memberikan sinyal bahwa rekomendasi Ijtima ulama sebagai harga mati keputusan koalisi. Partai matahari putih itu masih mempertimbangkannya.
Hmmm, kalau gini makin bingung kan, sebenarnya yang akan kabur itu PAN atau PKS nih. Mungkin gini gengs, kalau Prabowo pilih tawaran hasil Ijtima, maka PAN yang kabur. Kalau sebaliknya, maka PKS yang kabur. Jadi menurut kalian, bagus koalisi yang mana nih untuk Prabowo:
- Partai Gerindra, Partai Demokrat dan PKS
- Partai Gerindra, Partai Demokrat dan PAN
- Partai Jokowi aja deh, 1 dan 2 mah bodo amat. Hahahaha.
Hayo pilih yang mana gengs? (G35)