HomeCelotehPAN Mulai Jual Mahal?

PAN Mulai Jual Mahal?

“Kalau ada yang bergabung belakangan berarti kehilangan momentum untuk membahas kriteria dan kandidat pendamping Jokowi.” ~  Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]etua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak menggubris ajakan partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera bergabung menghadapi  Pilpres 2019?

Wih ngeri-ngeri sedap gengs. Eh tapi sebelumnya, ucapkan selamat dulu dong untuk PAN. Partai besutan Amien Rais ini berhasil nongkrong di posisi teratas pada Pilkada Serentak 2018 gengs. Lawas lah ya beritanya?

Tapi ada yang baru nih gengs, partai koalisi PDIP sempat mengajak PAN bergabung dalam koalisi bersama untuk Pilperes 2019. Hmm, tapi partai koalisi Jokowi itu malah dicuekin PAN gengs. Apa PAN masih mau pikir-pikir dulu ya? Padahal lumayan gengs bisa dapat posisi cawapres tuh kalau mau hehehe.

Atau PAN masih jaga perasaan Partai Gerindra nih? Hehehe tempo hari Prabowo Subianto sempat mampir tuh ke rumah dinasnya Zulkifli Hasan, dan Prabowo juga sempat mengritik pedas pemerintahan Jokowi pada saat itu.

Hmmm, apa jangan-jangan PAN memang konsisten ya lebih memilih kontra dengan rezim yang dinilai tidak amanah dalam menjalankan roda kepemimpinannya? Ini kata Amien Rais loh ya gengs.

Eits gengs, menurut Zulkifli sih, partainya tak ingin terburu-buru menentukan pilihan. Eh berarti masih bisa dong ya merapat ke partai koalisi pemerintah? Makin habis aja deh kubu oposisi gengs kalo ini terjadi.

Hmm, tapi jika di antara dua itu tidak terjadi dan memilih untuk membuat poros ketiga, sepertinya engak lah ya gengs.

Karena hanya tersisa PAN, Partai Demokrat dan PKB saja gengs yang belum menentukan sikap. Entah memberi dukungan kepada koalisi Jokowi maupun Prabowo.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Nah, gengs, partai koalisi pendukung Jokowi memang sudah mengakui telah mengajak ketiga partai itu untuk segera masuk barisan, dan kabarnya koalisi pendukung Jokowi akan segera membentuk tim yang membahas calon wakil presiden serta strategi pemenangan.

Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengingatkan agar partai lain tidak terlambat bergabung dengan koalisi Jokowi untuk mempersiapkan Pilpres 2019 gengs, dan doi juga bilang kalau ada yang bergabung belakangan berarti kehilangan momentum untuk membahas kriteria dan kandidat pendamping Jokowi.

Wah, ngebet banget ya gengs. Tapi kalau dilihat-lihat benar juga sih. Kalau terlambat bisa-bisa kehilangan momentum jadi pendamping cawapres, sama kehilangan momentum pembagian kursi Menteri Kabinet lagi, bisa gawat itu.

Kemungkinan yang bisa dianalisa dari keputusan PAN saat ini, barangkali mereka mengutip perkataan dari Khrisna Pabichara: “Sumur yang bening tidak akan mencari timba. Begitulah semestinya kita berlaku, tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari jabatan.” (G11)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...