Waduh, Jenderal Gatot Nurmantyo membuat polemik. Pak Wiranto berkelit. Siapa yang membeli senjata sebenarnya, BNN atau BIN? Jangan bikin rakyat kecil (rakil) bingung Pak!
PinterPolitik.com
9/23/17, 10:59:34: +62 811‑303‑133: Apakah yg ini yg dimaksud dgn ada institusi lain yg beli senjata? https://t.co/0mJSG8PD1J
— Eman Hermawan (@eman_nahnu) September 23, 2017
Saya hanya seorang rakil yang menjadi saksi hidup atas politik Indonesia yang akhir-akhir ini kian dekil. Setelah isu radikalisme dan komunisme minggat, kini giliran sektor pertahanan keamanan yang disikat. Pemberitaan mengenai pengadaan senjata oleh Badan Intelijen Negara (BIN) atau Badan Narkotika Nasional (BNN), membuat saya dilanda kecemasan tak tentu. Senjata mainan aja saya takut, apalagi senjata beneran yang jumlahnya sampai ratusan hingga ribuan pucuk?
Tak hanya takut, saya juga bingung dengan pernyataan Pak Gatot, Pak Budi Waseso (Buwas) dan Pak Wiranto tentang jumlah serta asal-usul senjata yang dibeli oleh BIN atau BNN itu, mana yang benar ya? Ah memang tiga orang ini bikin rakil seperti saya gagal paham. Paling-paling kebingungan saya ini akan ditimpali Pak Gatot dengan kata-kata bertuahnya, “emang gue pikirin”.
Menurut Pak Buwas, senjata untuk BNN diimpor dari Rusia, Jerman, Amerika Serikat dan Ceko yang akurasi dan efektifitasnya terjamin. Mengenai jumlahnya tak pasti berapa banyak, namun senjata tersebut mampu menghancurkan pintu besi maupun mobil dengan sekali tembakan. Pintu besi ama mobil aja rontok seketika, bagaimana dengan manusia, pasti langsung hancur jadi abu? Ngeri amat ya?
Sudah pasti senjata milik BNN ini lebih canggih dari TNI maupun Polri yang dibuat oleh perusahaan lokal, PT Pindad. Pernyataan Pak Buwas ini mendapat sorotan dari Pak Gatot, selaku Panglima TNI. Ia menyatakan bahwa pembelian 5.000 senjata illegal dilakukan oleh lembaga non-militer dan mencatut nama Presiden Jokowi. Beliau juga menyatakan siap mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Akan tetapi, pernyataan itu kemudian diklarifikasi bukan sebagai pernyataan pers, setelah ada tanggapan dari Pak Wiranto.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo menegaskan perkataannya soal isu penyelundupan 5.000 pucuk snjta bkn pernyataan pers. https://t.co/rYymg3KHaP
— Pusat Penerangan TNI (@Puspen_TNI) September 24, 2017
Kata Pak Wiranto, sejauh ini cuma 500 pucuk senjata yang dibeli oleh BIN sebagai sarana latihan tembak di sekolah intelijen BIN. Yang aneh kok pernyataan Buwas tentang pengadaan senjata di kubu BNN tak dijelaskan lebih rinci, malah milik BIN yang dijelaskan. Lha piye to pak Gatot dan pak Wiranto? Ngomong yang jelas dong bapak-bapak, kasian kami rakil yang bodoh ini malah tambah bingung. Hmm, dari pada nanti makin bingung dan hujan di jalanan belum juga reda, mending mari kita hangatkan dada dengan segelas wedang jahe (K-32).