Site icon PinterPolitik.com

PA 212 Lebih Suka di Jalanan

PA 212 parlemen jalanan

Slamet Maarif. (Foto: Redaksikota.com)

“Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral.” ~Jalaluddin Rumi


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]etua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menegaskan pihaknya akan terus menjadi parlemen jalanan apapun hasil Pilpres 2019. Bukan sebagai partai politik ataupun ormas. Tapi parlemen jalanan. Wedeww, asik juga.

Ternyata gaes, keinginan menjadi parlemen jalanan pernah dinyatakan Slamet pada November 2017 silam. Waktu itu dia mengatakan PA 212 nggak akan bubar jalan setelah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok divonis bersalah atas kasus penodaan agama.

Namun, ketimbang menjadi ormas dan parpol, Slamet ingin PA 212 tetap menjadi gerakan umat yang bebas dari kepentingan politik. Dia lebih ingin PA 212 mengontrol penguasa tanpa menjadi parpol atau ormas. Apalagi jumlah ormas sudah banyak.

Lagi pula, PA 212 itu merupakan gabungan dari sejumlah ormas Islam. Kalau dijadikan ormas malah jadi nggak relevan. Terus juga kekuatan PA 212 itu kan justru tercipta dari persatuan ormas-ormas tadi.

Sekalinya jadi polisi moral tetap polisi moral. PA 212 siap jadi parlemen jalanan untuk menjaga moral elite politik? Hehehe. Share on X

Nah, karena asal mula gerakan ini adalah panggilan moral dalam kasus penodaan agama. Menurut Slamet, PA 212 akan terus bergerak sebagai gerakan moral siapun presidennya nanti.

Ke depannya, lanjut Slamet, PA 212 akan terus mengawasi pihak-pihak yang berusaha menodai Islam. Kata dia, hal ini dilakukan demi kebaikan Indonesia.

Hmm, jadi kayak polisi moral gitu dong? Padahal kan, perkara penistaan agama bisa juga ditangani oleh polisi…

Slamet menilai perjuangan melawan penoda agama belum berhenti meski Ahok telah dipenjara. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan akan muncul penoda agama yang baru. PA 212, kata Slamet, bertugas untuk melawan mereka.

Kalau mau dicari, penodaan agama itu sebenarnya sering banget terjadi loh. Kalau Bapak follow Instagram Lambe Turah, sering kok ada postingan orang-orang pencari perhatian yang rela melecehkan ayat suci dan simbol-simbol agama Islam. Yang kayak gitu-gitu nggak demo Pak?

Sebenarnya banyak tahu, Pak. Makanya aku suka bingung, kok PA 212 ini tertariknya sama kasus yang menyerempet-nyerempet ke elite politik tertentu? Kenapa itu kira-kira? Hayooo… (E36)

Exit mobile version