“Hak Pak Amien Rais untuk dicalonkan jadi capres PAN. Tapi kepastiannya memang belum ada. PA 212 masih merujuk pada hasil rakornas yang sudah menyepakati mendukung Prabowo sebagai Capres.” ~ Sekretaris Umum PA 212, Bernard Abdul Jabbar.
PinterPolitik.com
[dropcap]R[/dropcap]asanya dulu, Amien Rais paling getol deh sebagai pihak yang terdepan menggunakan Persaudaraan Alumni (PA) 212 sebagai alat politik, sampai akhirnya muncul Koalisi Keumatan. Dan perlu diingat, koalisi tersebut mendukung Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019 mendatang. Jadi gak membuka ruang opsi Capres lain loh ya.
Masalahnya, si Amien ini kayaknya sedikit ngalamin amnesia mendadak gitu. Dia tetiba berkeinginan menjadi Capres melalui Partai Amanat Nasional (PAN) yang menaunginya. Lah, bisa lupa gitu yah dia sama konsensi yang dibuatnya bersama PA 212 saat bertemu dengan Rizieq Shihab di Mekah, Arab Saudi? Wew.
Au ah gelap. Gak habis pikir deh eike, sama tindak tanduk Amien ini. Dia sebenernya mau apa sih? Sebagai bapak reformasi, setidaknya Amien hanya memiliki kewenangan hanya pada menyokong pihak tertentu untuk maju berkompetisi dalam Pilpres. Bukan lantas malahan dia sendiri yang maju sebagai kontestan.
Dan gegara tindak tanduk Amien yang belakangan memperlihatkan indikasi ingin maju nyapres, mengakibatkan PA 212 mengingat Amien bahwa keinginan pencapresan Amien bukan bagian dari kesepakatan dari Koalisi Keumatan. Karena koalisi ini udah menentukan pilihannya pada Prabowo. Mastah.
Lah, katanya Amien dan Prabowo sohiban, kok malah berebut kursi yang sama ya. Eike kira, nanti Amien bakalan jadi Cawapresnya Prabowo aja. Eh ternyata oh ternyata ya. Dikasih ati minta jantung. Setelah tau aslinya Amien kayak apa, gak enak kan orangnya? Makanya belajar dari Yusril Ihza Mahendra. Lah kok?
Si Yusril ini pernah jadi korban PHP Amien gitu deh, pasca Pilpres 1999. Nah di mata Yusril, sekarang ini Amien sedang melancarkan jurus yang sama. Dan sialnya, korbannya itu adalah Prabowo. Kan asem banget ya punya temen MT kayak gini. Kalau itu temen eike, udah eike minta dokter suntik eutanasia aja.
Saran eike, mendingan PA 212 ikutin tuh nasehat dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin. Dia kan sebelum ini menyarankan agar PA 212 memecat Amien dari jabatannya sebagai Ketua Penasihat. Gak langsung diturutin sih. Kalau udah kayak gini, mau ngapain coba? Bingung sendiri kan? (K16)