Walau Wiranto mengatakan kericuhan Hanura sudah usai dengan keputusan “kembali ke nol”, namun sepertinya baik OSO dan Sudding masih saja mbalelo.
PinterPolitik.com
“Kelompok Syarifuddin Sudding belum puas karena dikembalikannya OSO sebagai ketua umum. Saat ini sebenarnya hanya jeda sebentar saja untuk memperlancar proses verifikasi faktual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).”
[dropcap]S[/dropcap]epertinya campur tangan Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina Hanura, sudah tidak ampuh lagi di partai bentukannya. Sebab walau dikabarkan sudah islah, namun dalam kenyataannya perselisihan diantara kubu Oesman Sapta Odang (OSO) dan Syarifudin Sudding masih terus berlanjut.
Ibarat anak-anak yang lagi rebutan mainan, pihak yang disuruh ngalah sama papanya terpaksa menerima tapi menyimpan dendam di dada. Itu sifat yang tidak terpuji ya Nak, enggak boleh dipelihara dong. Apalagi kalau sampai berlarut-larut, ih nanti jadi penyakit baru tahu rasa lho.
Sialnya, walau ketua umum versi Sudding, yaitu Daryatmo sudah bersedia mengalah, eh OSO malah mempertahankan kesombongannya. Bukannya mengulurkan tangan persahabatan, ia malah makin meruncingkan suasana dengan tetap ‘mengucilkan’ Sudding yang dianggapnya sudah dipecat secara resmi.
Hanura Kubu Sudding : Kubu OSO Tak Sungguh-Sungguh Rekonsiliasi https://t.co/UjUBQbQ1Wm pic.twitter.com/aBi6UB5kIm
— LennyVallery (@LennyVallery01) January 27, 2018
Padahal kan, Papa Wiranto untuk ngasih strategi jitu dengan memutuskan untuk sama-sama kembali ke nol. Strategi ala pom bensin ini, maksudnya kan mengembalikan Sudding ke posisinya semula, yaitu sekertaris jenderal. Bukannya tetap mendepak orang seenaknya. Ah, kok jadi pada mbalelo begini sih?
Walhasil, islah yang dilakukan kemarin pun jadi mubazir, percuma, engga ada gunanya, dan lain sebagainya. Saling klaim lagi, saling ngincar posisi lagi, tunjuk-tunjukan lagi. Ah, orang-orang yang haus kekuasaan ini sepertinya memang udah pada enggak punya logika sama sekali.
Lucunya, pertikaian ini ternyata mengenai istilah genjatan senjata segala. Sudding yang katanya sudah siap untuk membuat Hanura tandingan, konon sengaja menunda serangan sampai verifikasi faktual yang dilakukan KPU selesai lebih dulu. Kalau semua sudah selesai, baru deh dia akan mengerahkan massanya lagi. Hmm, mengapa ya?
Mungkin di dalam hatinya Sudding, ia tidak benar-benar ingin membuat Hanura tandingan ya. Jangan-jangan, kabar ini dihembuskan agar kata hatinya tetap didengarkan rekan sejawatnya saja? Kalau memang ingin menggembosi Hanura, bukannya masa verifikasi adalah saat yang tepat untuk menjegalnya? (R24)