Perpecahan mengancam Partai Hanura. Herannya, perpecahan selalu terjadi di setiap organisasi yang dimasuki Oso. Apakah ia spesialis memecah belah?
PinterPolitik.com
“Dalam konflik Hanura sebaiknya munculkan orang yang loyal tapi perspektifnya baik.” ~ Pakar hukum tata negara, Refly Harun.
[dropcap]U[/dropcap]sai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura kubu Ambara, Oesman Sapta Odang (Oso) resmi mendapatkan surat pemecatan dari seluruh pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hanura. Tapi apakah Oso menerimanya? Tentu saja tidak, ia malah melaporkan Syarifudin Sudding – sang penggagas Munaslub, ke Kepolisian.
Sikap Oso yang arogan ini, ternyata bagi sebagian orang bukan hal yang aneh. Mengapa? Karena di organisasi lainnya, seperti di Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI), dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD), pengusaha asal Kalimantan ini ternyata dikenal sebagai spesialisnya memecah belah.
Di mana ada Oso, pasti organisasi itu akan terpecah belah. Dari berbagai pemberitaan juga terbetik selentingan kalau Oso kerap mengambil keuntungan dari lembaga-lembaga yang dimasukinya. Wah, bahaya dong ya. Bahkan Kadin juga pernah menerbitkan surat pemecatan mereka bagi pemilik Oso Group ini.
Bener sih OSO hobinya memecah belah umat. Umat Kadin, HKTI, DPD terakhir Hanura. Oso..oso#SayonaraOSO#MunaslubHanura@yuddychrisnandi @PartaiHANURA @Oesman_Sapta pic.twitter.com/GturbHeGOf
— Yayan Tahyan (@tahyanyayan21) January 18, 2018
Kepemimpinan Oso di DPD sendiri, menurut Refli, sebenarnya sudah memperlihatkan kalau pengusaha kaya ini sering menabrak aturan. Hanya demi mendapatkan jabatan dan gaji yang lumayan besar, Oso yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR bahkan “memaksa” diri untuk menjadi ketua DPD. Padahal seharusnya, DPD tidak boleh dimasuki oleh “orang partai”.
Tapi pertanyaannya, kalau memang memiliki nama buruk, mengapa Wiranto malah memintanya untuk mengetuai Hanura? Apakah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini belum pernah mendengar kabar tentang dirinya tersebut? Dan kini, setelah para kadernya memutuskan untuk mendepak Oso, Wiranto pun sepertinya masih enggan untuk bersikap.
Padahal tanpa adanya kepastian dari Wiranto, bisa saja Hanura akan benar-benar terpecah belah. Apalagi Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhukam) telah ada di tangan Oso, sehingga segala legal, ia masih menjadi penguasa dari Hanura. Tak heran pula kalau Oso pernah mengancam akan memecat Wiranto sendiri dari Hanura. Waduh, membingungkan sekali. (R24)