Site icon PinterPolitik.com

OSO Sasaran Goyang

OSO Sasaran Goyang

Oesman Sapta Odang (OSO), Ketua Umum Partai Hanura yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI. (Foto: Radar)

“Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran”.


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]etua Umum Partai Hanura yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI sekaligus Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang (OSO) menjadi sasaran empuk untuk dilengserkan dari jabatannya.

OSO, politikus yang menyenangi rangkap jabatan ini tak hanya memiliki dua jabatan, tapi OSO rangkap tiga jabatan, weleeeeh weleeeeh. Satu jabatan Ketua Umum partai dan dua lagi jabatan strategis lembaga tinggi negara, wedeeewww.

Awalnya sih, sempat dipuji Presiden Jokowi karena Partai Hanura di bawah kepemimpinan OSO ini adem ayem, eetttt tak berlangsung lama. Goyangan awal menghampiri Partai Hanura.

Goyangan awal ini diprakarsai Sekretaris Jenderal Partai Hanura yang membelot hingga membuat Kongres Luar Biasa untuk menggulingkan OSO. Untung saja OSO tak kalah strategi dari Sekjennya. Posisinya akhirnya tetap aman terkendali, weleeeeh weleeeeh.

Tapi sayang sekali OSO banyak kehilangan orang kepercayaannya akibat peristiwa dualisme itu. Hmmm, apa Hanura ingin meniru PPP yang sempat dualisme? Lagi tren kali ya begitu weleeeh weleeeeh.

Karena konflik terus berkepanjangan, akhirnya, Menkopolhukan Wiranto ‘turun gunung’ juga menyelesaikan konflik di Partainya itu, weleeeh weleeeeh.

Namun, sepertinya islah yang diinisiasi Wiranto antara OSO dan Sudding itu berbuah hasil, kayaknya. Hmmm, goyangan pertama untuk OSO di Partai Hanura bisa diselamatkan, uhhuuuyyy, berhasil juga ya, weleeeh weleeeh.

Belakangan ini, tak ada angin tak ada hujan, OSO mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua MPR RI. Weleeeeh weleeeh, hayoooo OSO digoyang siapa lagi tuh, hmmmm.

Mengingat adanya revisi UU MD3 yang akan menambah kursi pimpinan DPR dan MPR pun dimungkinkan jadi penyebab mundurnya OSO. Tapi kan aturan barunya itu mau menambah kursi pimpinan, bukan mengganti.

Jadi seharusnya tak ada keharusan OSO harus mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua MPR, kecuali memang ada yang mendesaknya. OSO mau digoyang lagi, ettt tapi ga usah digoyang, OSO sudah mundur dari jabatannya.

Memangnya OSO tak mau lagi rangkap tiga jabatan? Atau OSO sedang membidik jabatan strategis lain, misalkan menjadi Menteri gitu? Ahhh syudahhhlah. Weleeeeh weleeeh. (Z19)

Exit mobile version