“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.” – Tan Malaka
PinterPolitik.com
[dropcap]N[/dropcap]ilai tukar rupiah terhadap dolar AS kian terdepresiasi. Masyarakat pun diimbau segera buat teralis jendela dan pagar dari bahan baja murni, untuk jaga-jaga kalau ada kerusuhan dari pihak yang tidak dikenal!
Walah, maaf-maaf, itu hoax gengs. Yang bener itu masyarakat diimbau segera membudayakan gerakan cinta rupiah! Meski rupiah lemah, kita harus tetap cinta gengs, jangan sampai benci apalagi sampai ganti mata uang, yang tadinya rupiah jadi rukiyah! Wkwkwk.
Eh gengs ini cius loh! Kata Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang (Oso), kita perlu membuat gerakan cinta rupiah!
Yah elah pak, ga usah buat gerakan cinta rupiah segala kali. Lihat tuh banyak koruptor pada masuk Sukamiskin, tahu enggak gara-gara apa? Ya gara-gara terlalu cinta sama rupiah lah, jadi malang gitu deh nasibnya. Ckckck.
Lagian juga kalau kita mau buat gerakan cinta rupiah, gerakannya kayak gimana ya pak? Gerakannya itu jalan pagi sambil peluk-peluk uang koin gitu? Atau kalau perlu kita bawa aja uangnya ke KUA sekalian dikawinin? Wkwkwk.
Intinya, yang bikin pusing, Oso menyebut masyarakat harus sadar mata uang Indonesia adalah rupiah dan itu harus selalu digunakan. Kalau perlu, semua harus belanja pakai rupiah. Nah gitu gengs katanya.
Gimana, semakin enggak ngerti kan? Btw, emang ada wacana atau ada warung kelontongan yang mewajibkan bayar pakai uang dolar atau uang yen ya gengs? Sampai darurat bikin gerakan cinta rupiah segala.
Mungkin Oso kebanyakan nonton pilem barat nih gengs, yang transaksinya pakai dolar atau yen. Jadi di saat lihat dunia nyata gini, doi masih berasa ngelihat pilem. Huft, semoga aja nanti di saat negara sudah mulai krisis, Oso enggak ngira kalau itu masih bagian dari pilem. Wkwkwk.
Eh, kenapa gengs, kalian kok terlihat lesu? Apa kalian lelah karena melihat akrobat pemerintah dan oposisi yang semakin mengada-ada? Share on XHmmmm, sama gengs, eyke juga lelah. Eyke lelah melihat mereka teriak berasa paling benar, padahal lupa kalau omongannya jarang ada yang benar. Mereka lupa gengs kalau dirinya itu sedang terendam di kolam kemunafikan.
Ahhh.. Sudahlah gengs, berjuta kata-kata sudah eyke tulis untuk mereka, tapi dengan pasti tak akan terdengar juga. Daripada kulelah berjuang untuk kata, mending kita baca kata-kata dari Tan Malaka. Kali aja kan bisa hilang lelahnya:
“Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.” (G35)