Kedua tokoh ini sama-sama menuai kontroversi. Namun kalau kabar kepulangan Novel disambut gembira, kabar kepulangan Rizieq berbuah kecewa.
PinterPolitik.com
“Orang yang lemah menanti kesempatan, sedangkan orang kuat menciptakannya.” ~ Orison Swett Marden
[dropcap]B[/dropcap]eberapa hari belakangan ini, ada dua tokoh yang dinanti kepulangannya dari luar negeri oleh masyarakat. Tokoh yang pertama adalah Novel Baswedan yang dikabarkan tiba di tanah air hari ini, Kamis (22/2), setelah melakukan operasi lanjutan di Singapura.
Di Gedung KPK sendiri, telah berkumpul para komisioner dan seluruh personel KPK untuk menyambutnya dengan penuh semarak. Selain itu, para aktivis HAM dan pemberantasan korupsi pun ikut bergabung untuk menyambut Penyidik Senior KPK ini. Bisa dipastikan, suasana penyambutannya akan cukup meriah.
Apalagi, kepulangan Novel juga sudah ditunggu-tunggu Presiden. Kemarin Jokowi sendiri menyatakan kebahagiaannya karena operasi mata Novel berjalan dengan lancar. Secara garis besar, Pemerintah menerima kepulangan Novel dengan tangan terbuka walau pelakunya sampai sekarang belum ketemu-ketemu juga.
Suasana semarak di KPK ini, kelihatannya agak sedikit kontras dengan kondisi di sebuah masjid di Cengkareng kemarin, Rabu (21/2). Walaupun massa putih-putih sudah banyak berkumpul sejak pagi, namun kepulangan sang habib yang ditunggu-tunggu ternyata hanya janji palsu. Haduuuh, kasian umatnya ditipu melulu.
Baru sekali reuni, udah pada berantem sendiri. Gagalnya gerakan 212 menyambut kepulangan HRS ini menjadi bukti adanya perpecahan di elit alumni.
Rizieq Batal Pulang, Alumni 212 Saling Serang – https://t.co/bafjir2kl9 https://t.co/piSJ9Q9V9b pic.twitter.com/k5huXpYElu
— Rizam Syafiq Mangkubumi (@rizamsyafiq) February 21, 2018
Padahal kepulangan imam besar FPI ini, penyambutannya juga sudah cukup meriah lho. Lihat saja, di beberapa sudut kota hingga bandara, sudah terbentang spanduk-spanduk penyambutan untuk ulama kontroversial ini. Bahkan ratusan personel polisi pun ikut berbaris demi menyambutnya.
Tapi sungguh sayang disayang, ternyata Rizieq malah lebih milih enggak pulang. Konon kabarnya, ia enggan pulang dengan borgol di tangan. Lha kok begitu? Iya dong, kan si habib udah berstatus tersangka, jadi begitu pulang yang dikalungin pasti borgol lah bukan bunga. Eleh eleeh, katanya rindu, katanya cinta Indonesia. Aah terserahlah.
Kepulangan dua tokoh yang berbeda kasus ini, emang menarik. Kalau Novel disambut bak pahlawan pembela kebenaran. Namun sambutan untuk Rizieq, borgol yang akan menjuntai di tangan. Hmmm, bisa enggak ya kita simpulkan, kalau orang yang berani berdiri pada kebenaran lebih disambut gembira, daripada orang yang lari dari pemeriksaan? Hmmm, kalau ngikutin takut terus, emangnya bisa pulang? (R24)