HomeDuniaNeil Gorsuch, Mahkamah Agung Termuda AS

Neil Gorsuch, Mahkamah Agung Termuda AS

Akhirnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan nominasi hakim Mahkamah Agung (Supreme Court), Selasa (31/1) waktu setempat,  pengganti mendiang Antonin Scalia yang kosong sejak tahun 2016.


pinterpolitik.comRabu, 1 Februari 2017

JAKARTA – Pilihan jatuh pada Neil Gorsuch, hakim berusia 49 tahun yang dikenal berpandangan konservatif dan diperkirakan tidak akan mempertanyakan keputusan kasus yang menjadi sorotan, seperti aborsi dan pernikahan gay.

Bila disetujui Senat AS,  Neil Gorsuch dipastikan akan menjadi Mahkamah Agung Termuda dalam sejarah AS. Mantan hakim pengadilan banding federal di Denver, Colorado ini akan menggantikan posisi Antonin Scalia yang tewas akibat kecelakaan mobil pada Maret 2016.

Menurut Trump, Hakim Gorsuch memiliki kecerdasan yang luar biasa dan pendidikan hukum yang tak ada tandingannya, ia juga memiliki komitmen untuk menerjemahkan Konstitusi sesuai naskahnya. “Hakim Gorsuch memiliki kemampuan hukum yang luar biasa, pikiran yang brilian, sangat disiplin, dan memiliki dukungan bipartisan,” tambah Trump.

“Saya merasa terhormat dan rendah hati,” kata Gorsuch saat mengetahui pengangkatan ini. Menurutnya, mendiang Hakim Scalia adalah seorang “singa hukum” sehingga ia berjanji akan mempertahankan kenetralan dan independesi, kolegialitas serta keberanian yang diharapkan dari para hakim.

Pria lulusan Harvard Law School ini mengaku sangat bangga dipilih oleh Presiden Donald Trump sebagai calon hakim MA. Ia terpilih dari daftar pilihan 21 orang, yang Trump sampaikan ke publik dalam kampanye, dan berpotensi mengembalikan mayoritas konservatif 5-4 dalam komposisi sembilan kursi di pengadilan tinggi.

Dari pihak Demokrat yang dendam akibat hakim pilihan Obama, Hakim Merrick Garland, ditolak Senat dengan alasan terlalu dekat dengan Pemilu, tidak akan menerima begitu saja. Mereka mengancam akan menghadang setiap kandidat yang terlihat terlalu konservatif.

Baca juga :  Soldiers and Politactical Gambit

Bisa dipastikan, Gorsuch masih harus menghadapi jalan panjang meskipun telah lolos dari Komite Kehakiman Senat, sebab ia masih harus menghadapi tantangan saat pemungutan suara akhir.

Demokrat mungkin akan mencegah pemungutan suara kedua, dengan upaya menggagalkan penetapan undang-undang dengan tujuan mencegah perolehan 60 suara yang dibutuhkan Trump untuk mengajukan nominasi itu. Republikan hanya memiliki 52 kursi di senat, mereka mungkin harus mengubah aturan Senat untuk menyetujui calon yang diajukan Trump. (Berbagai sumber/R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...