“Politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun kita harus mengeluarkan banyak uang.” ~Will Rogers
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]olitik merupakan sebuah kubangan kepentingan penuh hasrat yang tak jarang dapat membuat siapaun yang terperosok di dalamnya menjadi kotor hingga hina. Di dalamnya tidak ada beda antara kawan dan lawan. Siapa pun bisa saling terkam. Karena kepentinganlah yang abadi.
Ngeri gaes? Beuuhh, bukan cuma ngeri. Kalau kata Soe Hok Gie, politik itu kubangan lumpur kotor. Tapi kalau memang terpaksa, terjunlah. Tapi yang kuat ya… Fahri Hamzah pun juga menasihati hal tersebut kepada Basuki Tajahaja Purnama (Ahok), yang intinya, kalau memang benar ingin balik, mesti kuat. Hehehe.
Seperti yang kita ketahui, Ahok pernah terkoyak-koyak dalam lembah hitam dunia politik. Pernah dihormati, tapi juga dibenci, didemo, hingga dipenjarakan. Ia bahkan sempat berseloroh tidak akan menjadi politisi kembali. Tapi, kenapa tiba-tiba ada kabar dirinya akan masuk ke dalam Partai Banteng?
Ya, kabar tersebut mulai berhembus dari mulut DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, yang juga merupakan pendamping Ahok ketika menjabat sebagai Gubernur DKI dulu.
Benarkah Ahok akan kembali berkiprah di dunia politik? Nggak jadi kapok? Share on XWakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku nggak kaget jika mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memilih bergabung dengan PDIP seandainya kembali ke dunia politik. Menurut Fahri, hal tersebut sudah ia ramalkan sebelumnya. Macam, peramal aja ya Bang Fahri ini. Hehehe.
Menurut Fahri, akan lebih mengejutkan jika tiba-tiba Ahok mendukung Prabowo Subianto. Apalagi jika niatan tersebut didasari karena merasa Gerindra dan Prabowo telah berjasa dalam karir politiknya menjadi gubernur. Nah, kalau itu baru seru. Menghebohkan.
Hmm, tapi bayangin ya, kalau sampai Ahok bergabung dengan PDIP, otomatis doi harus mendukung Ma’ruf Amin, yang mana merupakan salah satu saksi pemberat dalam kasus penistaan agama yang menjeratnya. Bisa ikhlas nggak tuh Ahok memenangkan orang yang telah memenjarakannya? Ihh, kalau bener bakal macam sinetron tahu, benci jadi sayang. Aihh, kalau kisah romantis macam gitu kurang seru ya?
Fahri berpendapat, sebagai warga negara, Ahok bebas menentukan sikap politiknya. Hanya saja doi mengingatkan Ahok untuk selalu kuat. Apalagi kondisi politik di Indonesia kan masih belum dewasa. Guncangan lumayan guruh-gurih enyoi. Jadi kudu sabar.
Selain itu, Fahri juga mengingatkan, politik ini pertarungan, sehingga napas harus kuat, stamina harus tinggi, dan tidak boleh kapok apalagi menjadi pendendam.
Widihhh, ngeri bener nasihatnya. (E36)