“Ho.. Ho.. Ya nasib ya nasib, mengapa begini?” – Rhoma Irama, Kegagalan Cinta
Pinterpolitik.com
Banyak orang sepertinya sedang sangat antusias ya dengan proses pemilihan menteri dari Pak Jokowi. Masyarakat dibuat penasaran dengan peragaan calon menteri yang dilakukan oleh sang presiden. Di luar itu, tokoh-tokoh yang hadir di Istana sepertinya dibuat senang karena tak lama lagi akan dapat jabatan terhormat.
Di antara berbagai antusiasme itu, mungkin kita harus sedikit mengarahkan pandangan kepada Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Paruntu alias Tetty Paruntu.
Bu Tetty ini kan ikut hadir di Istana di tengah-tengah proses pemilihan menteri Pak Jokowi. Meski demikian, dia ternyata akhirnya tak masuk daftar yang akan jadi pembantu Pak Jokowi.
Kalau kata pihak Istana, meski ada di kawasan istana, Bu Tetty ini tidak sempat bertemu dengan Pak Jokowi. Nah, karena dia ini tidak sempat bertemu dengan Pak Jokowi, maka dia tidak jadi menteri, begitu kata pihak Istana.
Konon, Bu Tetty ini sebenarnya diusulkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Di Istana, Bu Tetty ini bertemu dengan sang ketum, lalu setelah bertemu dia langsung pergi meninggalkan Istana.
Duh, sedih ya, di saat orang lain keluar Istana dengan senyum sumringah, Bu Tetty justru nasibnya tak sama dibandingkan sosok-sosok lain yang ke Istana. Sudah pakai baju putih, eh ternyata tak sempat tampil di depan para pewarta untuk menyampaikan hasil pertemuan dengan sang RI-1.
Eits, usut punya usut, sebenarnya boleh jadi ada alasan mengapa nama Tetty Paruntu ini tak sempat bertemu dengan Pak Jokowi.
Bu Tetty ini ternyata pernah terseret dalam kasus korupsi karena pernah diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan dan persidangan terkait kasus dugaan suap gratifikasi Anggota Komisi VI DPR RI Nonaktif Bowo Sidik Pangarso. Mungkin saja, ini jadi salah satu alasan Pak Jokowi gak bertemu dengannya.
Huft, hampir aja Pak Jokowi kecolongan punya menteri yang terseret kasus korupsi. Memang masih saksi sih, tapi ya tetap aja berisiko buat pemerintahan Pak Jokowi di periode kedua nanti.
Sebenarnya, di balik hampir kecolongannya Pak Jokowi ini, bisa saja terkait dengan kebijakannya sendiri dalam pemilihan menteri. Kalau dulu kan, Pak Jokowi melibatkan KPK dalam pemilihan calon-calon pembantunya. Nah, sekarang ini komisi anti-rasuah itu tidak lagi dilibatkan.
Wah, coba aja Pak Jokowi masih melibatkan KPK dalam pemilihan menteri ini, mungkin aja kisah hampir kecolongan ini gak akan terjadi. Selain itu, mungkin gak ada juga kisah sedih macam Bu Tetty yang udah ke Istana, tapi gak jadi menteri.
Kita tunggu aja deh pengumuman menteri Pak Jokowi yang resmi. Semoga gak ada yang bernasib seperti Bu Tetty ya, sudah ke Istana, eh gak jadi menteri. Yang lebih penting, semoga gak ada menteri terpilih yang ternyata pernah terseret kasus korupsi. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.