Site icon PinterPolitik.com

Nasib Naas Penyidik KPK

Nasib Naas Penyidik KPK

Kehilangan barang pasti sangat menyedihkan, apalagi kalau di dalamnya ada data penting yang menentukan nasib seseorang. Sakitnya enggak hanya dikantong, tapi seisi kantor Bang…


PinterPolitik.com

Sepulang dari luar kota, tas berisi laptop yang sedang dikeluarkan Surya dari bagasi taksi tiba-tiba dirampas seorang pria. Pelaku itu langsung berlari dan kabur bersama lima rekannya menggunakan sepeda motor.

[dropcap]N[/dropcap]amanya Surya, begitulah katanya. Perempuan yang merupakan salah satu penyidik KPK ini, tentu sedang sial nasibnya. Laptop yang digondol pria itu, isinya ternyata data yang sejatinya menjadi barang bukti kejahatan Basuki Hariman. Pengusaha yang kini terpidana 11 tahun, terkait kasus suap daging sapi impor dengan Patrialis Akbar.

Berat pasti perasaannya Surya. Bukan karena laptop yang nilainya berjuta-juta, tapi barang bukti yang belum tentu bisa didapatkan lagi kopinya. Terus bagaimana sikap para petinggi KPK dengan masalah ini? Tentu saja hanya bisa merasa prihatin, apalagi kasusnya hanya bisa dilaporkan ke polisi.

Jadi sudahlah, ikhlaskan saja, tak perlu ditangisi. Karena belum tentu bisa ditemukan lagi.

Ternyata ngeri ya, jadi penyidik KPK. Bukan hanya para ketuanya saja yang jadi sasaran. Penyidiknya pun kerap dihadiahi ancaman, disiram air keras pun diterima Novel Baswedan. Sekarang, Surya yang kemungkinan sudah jadi incaran. Sungguh profesi yang sangat mencekam, lebih menikam dari film-film Thailand yang seram.

Andai Indonesia punya kemampuan lembaga korupsi yang dipersenjatai dengan teknologi canggih, ala film serial Amerika. Para agensinya tentu sudah enggak perlu lagi takut celaka, barang yang hilang dan diserobot orang pun akan terlacak seketika.

Kalau sekarang, mencari orang yang nyiram air keras pas di depan CCTV aja enggak ketangkap-tangkap juga.  Apalagi yang cuma mengandalkan saksi mata aja? Sungguh merana nasib penjaga keamanan kita.

Walau kasihan dengan nasib Surya, tapi kita juga jadi dibuat bertanya-tanya. Apa betul peristiwa ini hanya kriminal semata? Sebagai seorang penyidik, bagaimana ia begitu lengah dengan membiarkan tasnya disimpan bagasi begitu saja? Apa mungkin, ia melakukannya dengan sengaja? Ah, repotnya! (R24)

 

 

Exit mobile version