“Kami sangat bangga karena founder Gojek akan turut membawa Indonesia maju ke panggung dunia.” – Nila Marita, Chief Corporate Affairs Gojek
PinterPolitik.com
Nadiem Makarim adalah the rising star dari generasi muda. Nadiem ini sekarang merupakan calon kuat menteri muda di Kabinet Kerja II Jokowi – Ma’ruf Amin. Masih belum jelas posisi apa yang akan ia isi, tapi agaknya Nadiem akan banyak berkutat mengembangkan sektor ekonomi berbasis digital di Indonesia.
Nadiem Makarim sendiri merupakan jebolan Master of Business Administration di Harvard Business School. Ini mah pinternya gausah ditanya lah ya. Selain pendidikan yang tinggi, Nadiem pun menunjukkan kemampuan bisnis yang mumpuni. Setelah menjadi co-founder Zalora Indonesia, Nadiem kemudian menjajal kemampuan bisnisnya dengan mendirikan Go-Jek.
Go-Jek yang didirikan pada tahun 2010, awalnya hanya berupa call centre biasa, namun saat ini berhasil menjadi decacorn dengan valuasi senilai 10 miliar dolar AS. Tentunya kemampuan bisnis berbasis digital Nadiem tidak main-main. Hal inilah yang mungkin kemudian membuatnya dilirik Jokowi.
Menanggapi pemanggilan Nadiem ke Istana, tidak semua pihak senang. Ketidaksukaan ini datang dari para pengemudi ojek online (ojol). Pengemudi ojol menilai bahwa Nadiem masih memiliki utang untuk mensejahterakan mitra Go-Jek yang saat ini masih kesulitan secara ekonomi namun diperah tenaganya.
Kondisi di jalanan yang berdarah-darah menjadikan pengemudi ojol geram dan mengancam akan melakukan aksi demonstrasi. Berdasarkan keterangan Igun Wicaksono, Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, akan ada pergerakan ojol skala nasional jika benar Nadiem dilantik sebagai Menteri di Kabinet Kerja II.
Berarti kan dengan pendidikan mentereng dan karier bisnis cemerlang gak menjamin kesejahteraan mitra bisnisnya. Lagian kalo benar Nadiem Makarim jadi Menteri kira-kira kebijakannya apa? Promosi gila-gilaan untuk program-program inovasi? Atau malah cashback 30 persen minimal pembayaran satu miliar?
Agaknya bukan hanya pengemudi ojol yang perlu khawatir dengan kenaikan Nadiem sebagai calon kuat regulator baru di Indonesia. Bagaimana ya dia bisa mengambil posisi kalau harus berhadapan dengan perusahaan-perusahaan yang jadi pesaing perusahaan yang ia dirikan? Mungkinkah terjadi konflik kepentingan dalam dirinya? (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.