“Saat amandemen UUD 1945 dilakukan pada rentang 1999-2004, banyak orang asing datang. Mereka menyuarakan soal gagasan liberalisme untuk Indonesia.” – Hatta Taliwang, eks Anggota DPR RI Fraksi PAN
PinterPolitik.com
Coba bayangin aja kalau jiwa dan fondasi dari negara Indonesia, tiba-tiba mau diotak-atik oleh elite-elite tertentu. Lha. Anang yang ditinggal Krisdayanti aja ampe bikin lagu “Separuh Jiwaku Pergi”, apalagi ini sebuah negara. Iya negara beneran kok, bukan kayak negara yang ada di mainan monopoli itu yang bisa diperjualbelikan sesukanya. Hehehe.
Pasalnya, wacana amandemen UUD 1945 mulai mencuat lagi ke permukaan nih. Katanya Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sih partai-partai di DPR sudah sepakat kalau amandemen UUD 1945 itu terbatas pada pengadaan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) gitu deh.
Ternyata, ini merupakan salah satu dari isi rekomendasinya PDIP saat di Kongres V kemarin loh. Pantesan aja, sekarang kader-kader PDIP pada gencar mengimbau adanya GBHN ke partai-partai lain dan media massa.
Tapi gengs, kalian sadar nggak sih kalau hampir semua amandemen UUD 1945 itu dilakukan saat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berada di posisi penting pemerintahan loh.
Amandemen I dilakukan tanggal 19 Oktober 1999, tepatnya tuh sehari sebelum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bersama Megawati dilantik sebagai presiden dan wapres.
Lalu, amandemen II dan III itu dilakukan di masa pemerintahannya Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri.
Sementara, amandemen IV itu terjadi tahun 2002, saat Megawati menjadi Presiden RI menggantikan Gus Dur.
Nah, kalau UUD 1945 beneran mau diamandemen lagi, amandemen ini pun juga dilakukan di masa kejayaan partainya Bu Megawati juga. Toh Jokowi itu kan diusungnya sama PDIP kan.
Fyi aja nih gengs. Ternyata di keempat amandemen sebelumnya, pernah diisukan kalau ada tangan-tangan asing yang mendanai proses amandemen gengs. Hehehe. Ini katanya loh ya.
Waduuh. Gimana ceritanya tuh, kok bisa ada campur tangan asing sih di dapur rumah tangganya Indonesia? Hmm. Apa urusannya ya mereka ikut campur amandemen UUD 1945?
Nah. Kalau bener gitu ceritanya, emangnya Bu Megawati berani untuk kembali mengamandemen UUD 1945 yang sudah pernah diubah waktu itu ya?
Hmmm, jadi penasaran, inisiatif amandemen kelima ini tuh beneran murni keinginan Bu Megawati atau karena ada pihak-pihak tertentu yang menginginkannya ya? Upss.
Mungkin kalau Ibu Pertiwi kita bisa nyanyi, dia akan nyanyiin lagu Anang yang berjudul “Separuh Jiwaku Pergi” deh kayaknya, melihat makin nggak jelasnya negeri ini. Upss. (R50)
Mau tulisanmu terbit di rubrik Ruang Publik kami? Klik di http://bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.