“Kedamaian bukanlah tidak adanya konflik, tetapi kemampuan untuk mengatasi konflik dengan cara damai”. – Ronald Reagan
Pinterpolitik.com
Aksi demonstrasi selama 21-22 Mei 2019 kemarin dapat dikatakan sebagai salah satu kerusuhan demonstrasi terbesar pasca reformasi ya gengs. Meski massa aksi tidak sebanyak ketika gerakan 411 atau 212, tapi kerusuhan dan kerusakan yang ditimbulkan jauh lebih besar cuy.
Nah, aksi yang mempunyai tujuan “luhur” menurut mereka ini malah menjadi sebuah malapetaka. Pasalnya, aksi ini malah berujung dengan penangkapan dan penetapan sebanyak 300-an tersangka yang diduga sebagai provokator. Weleh weleh, banyak banget. Bisa jadi berapa tim sepak bola nih kalau mau dibentuk? Hehehe.
Siapa ya yang menunggangi kepentingan politik Prabowo? Apakah pengusaha atau yang lainnya nih hayo? Share on XYang menjadi misteri nih, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyebutkan bahwa mereka yang melakukan kericuhan ini bukan massa pendukung atau simpatisan dari kubunya. Waduh, kalau begitu massa siapa ya?
Pasalnya Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan juga meyakini bahwa mereka bukan orangnya Prabowo. Hadeh, jadi tambah pusing ya mikirin orang yang tak bertuan ini.
Hal membingungkan ini diperkuat dengan ungkapan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono yang mengatakan bahwa mereka ini adalah orang suruhan alias massa bayaran. Terlebih, doi menemukan berbagai barang bukti seperti amplop yang berisi uang sesuai dengan nama penerima, bahkan ada sebuah group WhatsApp yang digunakan para provokator aksi sebagai media untuk komunikasi bersama cuy.
Waduduhh, kalau sudah seperti ini kelihatannya pemerintah harus bergerak cepat nih mengkondisikan kerusuhan, agar nggak menimbulkan kerugian yang lebih banyak lagi. Terlebih agar menghindari konflik horizontal yang berujung pada perang sipil ya.
Melihat kondisi yang seperti ini, kalau sampai ada yang berani membayar pasukan pembuat onar dan masing-masing pihak tidak mengetahui, apa jangan-jangan aksi ini sudah ditunggangi oleh kepentingan lain ya?
Kalau memang iya, pantas saja Prabowo tiba-tiba meminta agar massa aksi pulang ke rumah masing-masing. Kelihatannya doi menyadari cuy, kalau aksi pendukungnya ini sudah tidak berjalan dengan sehat dan kepentingannya sudah ditunggangi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Yang menjadi pertanyaan nih, siapa ya yang menunggangi kepentingan politik Prabowo? Apakah pengusaha atau yang lainnya? Soalnya nih, tidak menutup kemungkinan ada orang yang sengaja memupuk konflik demi keuntungan pribadinya sendiri. Nah mereka ini disebut sebagai conflict enterpreneur cuy.
Denger-denger nih, Menko Polhukam Wiranto sudah mengantongi nama dalang di balik kerusuhan 22 Mei 2019 ini. Tapi kok belum dibuka di publik ya? Apa masih pengen main rahasia-rahasiaan nih? Menko Polhukam harus bertanggung jawab juga loh dalam menangani kerusuhan ini. (F46)