“Artinya komposisi yang ideal itu ada unsur-unsur dari perwakilan partai politik KIK dan ada juga unsur perwakilan Koalisi Adil Makmur, dan satu lagi dari DPD.” – Wasekjen PDIP Ahmad Basarah
PinterPolitik.com
Coba bayangin deh, kalau biasanya ada teman lo yang ke mana-mana selalu pergi berlima. Terus suatu hari lo lihat kalau mereka cuma pergi berempat doang. Apa yang akan lo pikirkan?
Ngaku aja deh, pasti hal pertama yang lo pikirin itu adalah mereka lagi berantem kan, makanya satu temen mereka sengaja nggak diajak jalan. Hehehe.
Hal yang serupa kayaknya lagi kejadian juga di dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) nih. Setuju nggak?
Soalnya hari senin kemarin, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ketemuan sama ketum-ketum dari Golkar, PKB, dan PPP. Katanya sih pertemuan itu cuma forum silahturahmi koalisi sambil sekalian ngerayain ulang tahunnya Surya Paloh.
Nah, pertemuan itu bikin curiga banget nggak sih gaes. Bilangnya ada silahturahmi koalisi, tapi PDIP kok nggak hadir di acara itu sih? Padahal kan PDIP itu partai dengan suara terbesar di antara anggota koalisi yang lain.
Entah itu Pak Surya Paloh yang nggak ngundang Megawati ke pertemuan, atau malah sebaliknya Megawati yang nggak datang ke undangan tersebut. Tetap aja, kok rasanya ada yang ganjel gitu ya?
Kayaknya kejadian pasca Surya Paloh klaim Jokowi sebagai kader Nasdem, masih menyisakan heart feeling di antara Nasdem dan PDIP nih. Bisa jadi, Ketum PDIP nggak mau dateng karena masih baper sama kejadian itu. Upss.
Atau mungkin Megawati lagi dikacangin kali ya sama partai-partai koalisi? Makanya dia nggak mau dateng deh. Tapi kenapa coba Mega sampe dikacangin begitu?
Ohh. Jangan-jangan Mega dikacangin karena ada wacana yang bilang kalau PDIP mau berbagi kursi MPR ke Koalisi Adil Makmur (KAM) ya? Upss. Ini katanya Wasekjen PDIP Ahmad Basarah loh ya, bukan kata aing. Hehehe.
Lalu ada juga yang bilang bahwa susunan di kabinet kemungkinan besar juga akan menyingkirkan partai-partai koalisi Jokowi sendiri jika pada akhirnya Gerindra jadi masuk ke pemerintahan.
Haduh. Haduhh. Baru aja kemarin Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak terpecah antara “cebong” dan “kampret”, kok sekarang di koalisinya sendiri malah terlihat kayak lagi ada keretakan gitu ya?
Ayo dong Koalisi Indonesia Kerja, masa gara-gara kursi aja jadi berantem gitu sih? Upss. Nanti gimana bisa kompak untuk bantuin Pak Jokowi ke depannya? Hehehe. (R50)