“Orang lain sering meremehkan kemampuan kita. Tidak perlu bimbang apalagi tersinggung. Yang penting kita tetap yakin dan tidak meremehkan diri sendiri!”
PinterPolitik.com
[dropcap]F[/dropcap]adli Zon, si kritikus sekaligus pujangga ulung dari Partai Gerindra kini menyerang kinerja dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti.
Namun, kali ini Fadli mengkritik bukan melalui sajak – sajak melankolis yang sering dibuatnya. Tapi, Fadli mengumbarnya melalui akun twitter miliknya.
Maklumlah, Fadli kan punya layar yang sangat besar di ruang kerjanya hanya untuk twitter-an, weleeeeh weeleeeeh. Jadi sayang kan kalau ga dipake buat mengkritik, seenggaknya sambil ngejalani tugas DPR untuk mengawasi pemerintah.
Fadli mengkritik persoalan kebijakan penenggelaman kapal yang seharusnya bukan menjadi ukuran keberhasilan Susi, tapi kesejahteraan rakyatlah yang seharusnya jadi ukuran. Hmmm, begitu toh, weleeeh weleeeeh.
Tak tinggal diam, Susi Pudjiastuti ternyata baper mendapat kritik dari Fadli Zon. Karena kritiknya itu berawal dari Twitter, Susi pun akhirnya melakukan serangan balasan untuk Fadli.
Yang anehnya, balasan Susi itu bukan mengklarifikasi atau menjelaskan tentang kondisi Kementeriannya. Karena baper, Susi justru malah balik menanyakan prestasi apa sih yang dimiliki Fadli sampai ia mengkritik begitu tajam dan intens.
Jangan – jangan Susi menduga Fadli hanya politikus spesialis kritik aja lagi, weleeeeeh weleeeeeh. Aahhh syudaaaahhlah, kalau menanggapi orang yang lagi baper kan harus pelan-pelan ya, biar ga nambah baper weleeeeh weleeeeh.
Akhirnya, Fadli secara halus mengundang Susi untuk hadir dalam peluncuran bukunya yang merangkum mengenai prestasi dan rekam jejaknya sebagai politikus. Secara ga langsung Fadli menjawab pertanyaan Susi.
Ehhh tapi kan lagi baper, mau ga ya datang ke peluncuran buku Fadli? Seenggaknya Susi bisa tahu dan mengkritik semua hal yang katanya jadi prestasi dan rekam jejak Fadli selama jadi wakil rakyat. Semua terangkum di buku itu. Maukah Susi membaca bukunya?
Ya kalau pun enggak, dikirim aja dulu ya bukunya ke Kementerian KKP biar disimpen, siapa tau kalau udah ga baper, buku Fadli mau dibaca, weleeeh weleeeeh. (Z19)