Site icon PinterPolitik.com

Menteri Rini Terantuk Garuda Lagi?

Menteri Rini Terantuk Garuda Lagi?

Laporan keuangan Garuda Indonesia ditolak oleh dua komisarisnya. (foto: CNBC Indonesia)

Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah masa depan negeri”. Najwa Shihab


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]aru dipuji oleh Rizal Ramli karena Garuda Indonesia bisa keluar dari defisit pendapatan, eh Menteri BUMN Rini Soemarno langsung kena semprot lagi. Waduh, cepet banget ya. Ada-ada saja nih Pak Rizal ya. Kenapa sih emang?

Gini gaes ceritanya,  maskapai Garuda Indonesia baru saja menerbitkan laporan keuangan tahun 2018. Laporan tersebut menunjukkan bahwa maskapai ini mengalami surplus pendapatan. Tapi, ternyata laporan tersebut malah mendapat penolakan dari dua Komisaris BUMN tersebut. Loh, surplus kok malah ditolak, bukannya itu untung ya?

Nah, dua Komisaris tersebut – yaitu Chairal Tanjung dan Dony Oskaria – terdapat ketidakbenaran dalam pembuatan laporan keuangan tersebut. Sehingga, mereka berdua menolak untuk menandatanganinya.

Dalam laporan tersebut, pihak manajemen Garuda Indonesia mencatat laba bersih mencapai US$ 239 (sekitar Rp 3,3 triliun). Padahal sekitar US$ 28 juta (Rp 392 miliar) dari jumlah tersebut berasal dari bagi hasil dengan PT Sriwijaya Air.

Waduh, secara penghitungan akuntansi, itu kan masuknya piutang ya, bukan laba. Hmmm, masaperusahaan sebesar Garuda Indonesia tidak dapat membedakan antara piutang dengan laba?

Yang aneh lagi, kok bisa ya pemegang saham terbesar dalam kasus ini, yaitu pemerintah tidak mempermasalahkannya? Semoga tidak ada unsur kesengajaan ya gaes, takutnya malah digunakan untuk kepentingan pribadi atau dibagi-bagi saja. Sering tuh biasanya di lembaga pemerintah. Eh keceplosan.

Pihak manajemen Garuda Indonesia mencatat laba bersih mencapai US$ 239 juta (sekitar Rp 3,3 triliun). Padahal sekitar US$ 28 juta (sekitar Rp 392 miliar) dari jumlah tersebut berasal dari bagi hasil dengan PT Sriwijaya Air. Share on X

Kalau dibiarin gini terus kan bahaya, bisa jadi kebiasaan dan berakibat penyelewengan dana. Lumayan juga loh, uang sebesar itu dibelikan kerupuk, bisa buat lomba tujuh belasan untuk satu provinsi tuh. Hehehe.

Akibat insiden ini, ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Eny Sri Hartati mengatakan bahwa pihak manajemen Garuda Indonesia termasuk dalam kategori manipulasi laporan keuangan.

Sedangkan peneliti lain, Bhima Yudhistira, menilai bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno harus segera turun tangan karena kalau polemik laporan keuangan ini dibiarkan berlarut-larut, akan menciptakan distrust dan mengakibatkan Garuda semakin terpuruk. Tahu kan nanti siapa yang dirugikan? Bener banget, pastinya negara ya.

Kelihatannya memang Menteri Rini harus secepatnya menyelesaikan masalah ini ya. Setidaknya untuk memperbaiki nama. Kemarin kan doi sempat disebut oleh ekonom senior Faisal Basri sebagai salah satu dari empat menteri yang harus diganti. Apalagi, namanya juga sempat disebut dalam kasus proyek PLTU Riau-1. Upsss, hati-hati bu. Hehe. (F46)

Exit mobile version