“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis”. – Aristoteles
Pinterpolitik.com
Pendidikan memang menjadi hal utama yang harus selalu didorong dan diperbaiki oleh pemerintah Indonesia. Saking pentingnya nih, pendidikan menjadi hal yang tidak bisa dinomorduakan, apalagi dinomorsekiankan. Diduakan itu emang gak enak loh gengs, bikin sakit hati. Eh, itu konteks yang beda ya. Hehehe.
Terlebih nih, banyak banget masalah yang perlu diselesaikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Entah itu permasalahan peserta didiknya atau tenaga pengajarnya.
Pasti banyak yang masih ingat kasus siswa SMP yang berinisial AA di SMP PGRI Wringinanom, Kabupaten Gresik yang menantang duel gurunya pada Februari 2019 lalu. Hadeh, disekolahkan itu biar pintar dan berilmu dek, bukan malah ngajak duel guru. Apa jangan-jangan karena terlalu menjiwai karakter Takiya Genji kayak di film Crows Zero ya, jadi pengennya duel terus. Hehehe.
Sementara kalau permasalahan soal tenaga pendidik, waduh malah makin banyak cuy. Dari masalah kesejahteraan guru honorer, kurang kompetennya tenaga pengajar, hingga calon guru lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan alias LPTK yang masih menganggur. Hadeh, banyak banget ya permasalahannya.
Wah, akhirnya terlihat juga ya kerja Menko PMK, padahal selama ini banyak yang mengira Kemenko PMK auto pilot loh. Upppss, itu kata mereka-mereka yang suka mengkritik loh ya. Hehehe. Share on XNah, melihat permasalahan yang numpuk ini, sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Menko PMK, Puan Maharani ingin memberikan solusi penyelesaian gengs. Hayo tebak apa kebijakan yang dibuatnya? Masa nggak tau sih, masih hangat-hangat kuku loh?
Bener banget cuy, doi pengen “mengimpor” tenaga pendidik dari luar negeri untuk dibawa ke Indonesia. Menurutnya, hal ini lebih efektif daripada mengirim guru ke luar negeri untuk studi banding atau pelatihan.
Wah, akhirnya terlihat juga ya kerja Menko PMK, padahal selama ini banyak yang mengira Kemenko PMK auto pilot loh. Upppss, itu kata mereka-mereka yang suka mengkritik loh ya. Hehehe.
Nah, rencananya tenaga pendidik dari luar ini diminta untuk mengajar siswa dan memberikan pelatihan kepada guru di Indonesia. Jadi, siswa dan tenaga pendidik akan jadi lebih kompeten, sehingga mempunyai daya saing dengan negara lain.
Tapi nih gengs, kalau mendatangkan tenaga pengajar dari luar negeri, gimana dong nasib tenaga pengajar dalam negeri? Kan jadi semakin menganggur?
Hmm, tapi mungkin Menteri Puan saat ini pengen fokus bagaimana cara mempercepat pembangunan sumber daya manusia dulu. Biar bisa mencapai golden generation di tahun 2024 gengs. Kita positive thinking aja ya. Hehehe.
Yang menjadi pertanyaan menarik nih gengs, di mana nih Muhadjir Effendy selaku Mendikbud? Itu kan wilayah kerjanya juga. Kok masalah seperti ini saja sampai membuat Menteri Puan turun tangan? Atau emang hanya Menteri Puan yang dapat melihat situasi dan masalah ini dan lagi pengen “kerjaan” biar diangkat lagi jadi menteri di periode berikut? Upppss. (F46)