“Jangan perdebatkan soal keadilan sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan. Jangan cerita soal kemakmuran sebab kemakmuran hanya untuk anjing si tuan polan”. – Iwan Fals
PinterPolitik.com
[dropcap]G[/dropcap]aes, masih ingat kisah bau bawang pasca Pemilu? Itu loh, sehari pasca Pemilu pemerintah menerbitkan surat perintah kepada Bulog agar melakukan impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton.
Nah, padahal surat perintah itu sudah lama diterbitkan alias sejak hari pasca Pemilu itu, tapi ternyata masih belum bisa ditindaklanjuti loh gaes. Waduh kenapa ya? Kan tinggal eksekusi aja tuh? Apalagi perusahaan yang diperintahkan untuk melakukan impor itu juga sudah ada.
Harga bawang putih di pasar sudah mencapai Rp 60 ribu per kg, sedangkan harga normal biasanya hanya sekitar Rp 25 ribu. Waduh, udah mencapai 100 persen lebih ya cuy kenaikannya. Mau menunggu hingga harga berapa nih? Share on XPermasalahan ini membuat Budi Waseso yang akrab disapa Buwas selaku Direktur Utama Bulog angkat bicara cuy. Doi mengatakan bahwa impor bawang putih masih tersendat perizinan. Ah masak sih? Kan sudah diberikan izin oleh Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan, seharusnya sudah bisa langsung dieksekusi dong.
Informasinya nih, hingga sekarang Kementerian BUMN masih belum mengeluarkan izin agar Bulog secepatnya melakukan impor. Waduh, bukannya menjelang bulan Ramadan seperti saat ini biasanya permintaan bahan makanan pokok meningkat? Kalau permintaan tinggi, tapi barangnya gak ada kan bisa membuat harga bawang putih semakin melonjak.
Benar banget cuy, saat ini harga bawang putih di pasar sudah mencapai Rp 60 ribu per kg, sedangkan harga normal biasanya hanya sekitar Rp 25 ribu. Waduh, udah mencapai 100 persen lebih ya cuy kenaikannya. Mau menunggu hingga harga berapa nih?
Dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Darmin Nasution selaku Menko Perekonomian, terdapat satu Menteri yang berpikiran berbeda. Dia menolak impor bawang putih yang akan dilaksanakan oleh Bulog. Kata Buwas, Menteri ini mempunyai kekuatan besar dan posisi vital. Waduh ada-ada aja nih Menteri ya.
Menteri-menteri kabinet ini gimana sih koordinasinya? Apa gak kasihan sama masyarakat biasa ya? Semoga rumitnya perumusan kebijakan tidak membuat kesengsaraan masyarakat bawah semakin lama ya gaes. Kasihan para emak-emak dapurnya jadi gak ngebul. Hehehe.
Sadar gak sih gaes, permasalahan ini malah membuat kita bertanya-tanya. Siapa sebenarnya Menteri yang dimaksud oleh Buwas? Kok sampai mempunyai wewenang sebesar ini? Apa yang dia inginkan sebenarnya? Jangan-jangan karena doi merasa belum mendapatkan jatah kuota impor, akhirnya yang ini dipersulit? Upsss, mungkin hanya Ebit G. Ade dan rumput yang bergoyang bisa bantu menjawab. Hehehe. (F46)