“Membiarkan terjadinya korupsi besar-besaran dengan menyibukkan diri dengan ritus-ritus hanya akan berarti membiarkan berlangsungnya proses pemiskinan bangsa yang semakin melaju”. – Abdurrahman Wahid
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ebagai mantan anggota DPR RI Komisi VI yang membidangi industri, investasi dan persaingan usaha, tentu Bowo Sidi mempunyai jaringan yang tidak sedikit ya gengs. Buktinya doi dipercaya untuk mengawal tender kontrak kerja yang ingin dimenangkan oleh PT H Hayo, tau nggak perusahaan milik siapa ini? Yang tau dapat amplop. Dari Bowo Sidik. Uppss. Hehe.
Enak ya, jadi dipercaya banyak orang. Tapi kalau dipercaya dalam hal merugikan negara kayak gini gimana?
Nah, akibat kasus inilah doi ditangkap oleh KPK cuy. Tau gak sih, dalam persidangannya, Bowo Sidik mengaku bahwa dia mendapatkan uang sebanyak enam kali dengan total Rp 8 miliar. Wow, banyak juga ya, buat beli susu lumayan tuh, bisa buat mandi satu kampung. Hehehe.
Dengan jabatannya sebagai anggota DPR Komisi VI, tidak kaget ya gengs kalo dulu Bowo Sidik mempunyai kedekatan dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Soalnya memang yang diurusi mempunyai keterkaitan dengan lembaganya Menteri Enggar. Tapi yang mengagetkan adalah ketika di persidangan, doi juga mengaku mendapat uang suap dari Menteri Enggar.
Sidik mengaku bahwa doi mendapatkan uang dari Enggar sebanyak Rp 2 miliar. Lumayan banyak juga ya, emang buat apa sih uangnya? Share on XWaduh, nama Menteri Enggar belum lama ini muncul akibat kebijakan kontroversialnya terkait izin impor bawang putih, kini udah ngehits lagi. Yah, kalau ngehits itu di Facebook, Instagram atau sosial media aja dong. Jangan di persidangan kasus korupsi, kan serem jadinya.
Sidik mengaku bahwa doi mendapatkan uang dari Enggar sebanyak Rp 2 miliar. Lumayan banyak juga ya, emang buat apa sih uangnya?
Katanya sih uang tersebut diberikan agar Bowo Sidik mau mengamankan perdagangan gula. Loh, kenapa harus diamankan oleh DPR, apalagi diberikan uang segala? Wah, jangan-jangan ada udang di balik batu nih.
Tidak hanya itu cuy, selain mendapatkan uang, doi juga diberikan jatah kuota impor daging. Waduh, enak banget ya. Tapi seharusnya kan melalui mekanisme lelang terlebih dahulu, kok main asal memberi jatah aja sih. Kan saya juga pengen dapat. Hehehe.
Kalau kasusnya sudah mulai terbuka seperti ini, KPK tidak boleh diam ya guys. Harus mulai menyelidiki Menteri Enggar. Biar pedagang kecil dan masyarakat biasa seperti kita tidak terus-terusan menjadi korban harga pokok yang semakin meninggi. (F46)