HomeCelotehMenteri Baper Meski Tak Didemo

Menteri Baper Meski Tak Didemo

“….Sebut aku munafik mungkin karna dirimu syirik. Kau bilang aku berisik saatku buat lirik cantik…” – Denny Rap, Manusia Tak Bermoral


 PinterPolitik.com

Demo.

Agaknya ini menjadi topik utama berbagai berita domestik maupun mancanegara kalo bahas Indonesia. Walaupun penekanan media asing di barat dan lokal memiliki perbedaan, terutama di bagian kebebasan seksual tetap saja mereka pro demonstran.

Bersatunya berbagai kalangan masyarakat mulai dari mahasiswa, wartawan, anak STM, selebgram sekelas Awkarin, musisi, youtubers, k-popers, wibu bahkan emak-emak ikut meramaikan perjuangan jalanan melawan kesewenangan. Macam perang Avengers lawan Thanos di Endgame.

Tapi, sepertinya masih ada kelompok yang tidak senang akan perjuangan melawan DPR ini. Siapa lagi kalo bukan pemerintah.

Sentilan halus baru-baru ini datang dari dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengunggah postingan melalui akun Instagram dan Twitter-nya mengenai ejaan spanduk.

Terdapat lima gambar yang diunggah oleh Kemendikbud. Semua gambar tersebut memuat spanduk demonstrasi yang dikoreksi bahasanya.

Kalimat seperti “Entah apa yang merasukimu, hingga kau tega menghianatiku.” Kata menghianatiku dibenarkan menjadi mengkhianatiku.

Kemudian kalimat “Jangan matikan keadilan!! Matikan saja mantan ku!!” Yang dikoreksi jadi mantanku.

Ada juga kalimat “Negara sudah darurat, sampai introvert ikut demo.” Kata introvert jadi introver. Saya aja baru tau kalo yang baku itu introver. Mesti menempuh pendidikan lagi sepertinya untuk demo.

Nah, selain itu, ada juga Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir yang ikut-ikutan berkomentar terkait demo. Kalau yang satu ini, kayaknya cukup keras nih reaksi bapernya, dia bilang akan memberi sanksi rektor yang membiarkan mahasiswa ikut demonstrasi. Waduh.

Saran saya, untuk para menteri dan jajarannya yang bukan sasaran utama demo, ada baiknya gausah baper dan terlalu rapuh ketika masyarakat menentang kesewenangan kekuasaan. Santuy lah kayak yang di Senayan sana.

Kalau pada defensif gini kan saya jadi curiga, jangan-jangan bapak-bapak menteri ini lagi pada caper di depan Pak Jokowi ya? Pada lagi cari perhatian ya biar kepilih jadi menteri? (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Dasco Prime
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...