“Oh oh astaga, apa yang sedang terjadi?” – Ruth Sahanaya, Astaga
Pinterpolitik.com
Sampai hari ini, sejumlah wilayah di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih tertutupi oleh kabut kelam akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang begitu masif. Saking parahnya bencana ini, sampai ada yang harus kehilangan nyawa. Sedih.
Sayangnya, di tengah derita masyarakat itu, malah ada sebuah kampanye yang sebenarnya cukup menyayat hati. Beberapa waktu lalu, sempat ada kampanye #sawitbaik yang melibatkan banyak influencer untuk mempromosikan baiknya tanaman sawit.
Yang membuatnya tambah miris adalah ada pemerintah di balik kampanye ironis tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) diketahui jadi salah satu pihak yang terlibat dalam tagar yang bikin bingung netizen itu. Kok bisa?
Anehnya, reaksi kaget itu gak Cuma hadir dari masyarakat yang heran dengan keberadaan tagar tersebut. Menkominfo sendiri, Rudiantara, mengaku baru tahu adanya kampanye #sawitbaik. Eh, ayam, ayam, masyarakat juga kaget lagi dong kalau gitu, kok bisa menterinya gak tahu?
Kalau kata Pak Rudiantara, Kominfo itu banyak, masak semua sama menterinya? Eh, ayam, ayam, kalau bukan menterinya yang tahu terus siapa dong yang harus tahu?
Kalau sekarang masyarakat lagi kesulitan bernapas karena terdampak kabut asap Pak Menteri kira-kita tahu gak ya? Terus, kalau industri sawit adalah salah satu penyebab karhutla Pak Menteri tahu gak ya?
Menkominfo mengaku tak tahu kampanye #sawitbaik milik kementeriannya sendiri. Kok bisa gitu ya? Share on XNah, kalau kira-kira segenap jajaran Kemenkominfo sampai menterinya tahu soal hal-hal itu harusnya bisa lebih sensitif dong kalau mau meluncurkan kampanye semacam ini. Masak lembaga pemerintah ikut-ikutan kampanye yang berkontribusi pada derita rakyat?
Lagian ya, kan kemungkinan besar sekali kampanye ini menelan anggaran dari negara. Kan sebenarnya bisa aja anggaran itu, ketimbang buat bayar buzzer, dialihkan dan dipakai untuk pencegahan dan penanggulangan Karhutla. BMKG udah memperingatkan lama loh kemarau panjang akan datang.
Sedih sih kalau pemerintah gak berpihak sama isu-isu rakyat dan malah mempromosikan tagar yang sensitif. Mbok ya kalau misalnya (misalnya loh) udah terlanjur janjian sama korporasi sawit, bisa ditunda dulu gitu loh tagarnya, jangan pas masyarakat lagi sesak napas akibat asap gini.
Ya udah deh Pak Menteri, mungkin lain kali bisa lebih dicari tahu lagi tentang kerja-kerja kementeriannya. Kan, nanti kalau misalnya ditanyain sama wartawan bisa gampang jawabnya. Yang lebih penting, supaya Pak Menteri gak kaget kalau ada kampanye gak sensitif semacam #sawitbaik ini. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.