“Bebas lepas, ku tinggalkan saja semua beban dihatiku,” – Iwa K, Bebas
Pinterpolitik.com
Huft, selesai juga ya saga tentang merapatnya kubu Prabowo Subianto dan Gerindra ke pemerintahan Pak Jokowi. Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Pak Prabowo sendiri yang melabuhkan diri di pemerintahan Pak Jokowi dengan menjadi Menteri Pertahanan.
Langkah politik Pak Prabowo dan Gerindra ini sebenarnya menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satu yang utama adalah, kok mau ya Pak Prabowo sebagai lawan sengit Pak Jokowi dalam dua kali Pilpres, bergabung dengan lawannya itu?
Selain itu, sebenarnya ada juga pertanyaan khusus yaitu terkait dengan pendamping Pak Prabowo di Pilpres lalu yaitu Sandiaga Uno. Kan orang pasti bertanya-tanya, ini yang merapat ke Pak Jokowi hanya Pak Prabowo? Pak Sandi-nya gak diajak atau gimana?
Iya sih, setelah gelaran Pilpres 2019 ini, salah satu teka-teki yang belum terjawab adalah tentang langkah berikut dari mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini. Pak Sandi ini kan digadang-gadang jadi sosok potensial untuk Pilpres 2024, masak tak punya posisi untuk menjaga kansnya tersebut?
Secara khusus, pertanyaan soal langkah Politik Pak Sandi ini juga sebenarnya terkait dengan “perkawinan” antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu sendiri. Dalam berbagai kesempatan, Pak Sandi ini kan secara terang-terangan kerap memilih jalan untuk lebih kritis kepada pemerintah, alih-alih bergabung dengannya.
Nah, apakah Pak Sandi sebenarnya benar-benar nyaman dengan langkah politik Gerindra dan Prabowo?
Ya, gak ada yang tahu pasti. Yang jelas, kini Pak Sandi sudah kembali ke Gerindra lengkap dengan pengumuman yang megah di Instagram pribadinya. Jadi ya, mungkin sebenarnya Pak Sandi dan Pak Prabowo udah ngobrol nih terkait dengan peran masing-masing di Gerindra pasca Pilpres 2019 ini.
Di luar itu, sebenarnya pilihan Pak Sandi untuk tak masuk ke dalam pemerintahan Pak Jokowi bisa jadi ada untungnya. Pak Sandi ini bisa saja memiliki kebebasan yang lebih jika dibandingkan dengan Pak Prabowo. Loh, maksudnya apa?
Pak Sandi kan bukan pejabat publik, maka risiko dirinya untuk salah melakukan kebijakan yang disorot publik jadi lebih minim. Selain itu, Pak Sandi juga terhindar dari risiko kasus rasuah karena tak ada di pemerintahan.
Tak hanya itu, kebebasan Pak Sandi ini juga terkait dengan kebebasan untuk lebih kritis seperti yang diharapkannya. Memang sih, secara etika aneh karena Gerindra ada di pemerintahan Pak Jokowi. Tapi, Pak Sandi sebagai papa online mungkin punya cara untuk memberikan masukan kepada pemerintah dengan jalan yang lebih santuy.
Dengan posisinya yang ada luar pemerintahan ini, Pak Sandi sebenarnya bisa mengarahkan sorotan publik kepadanya. Berbagai gayanya dalam merespons kebijakan bisa saja menarik perhatian masyarakat. Nah, dengan begitu, kansnya untuk berlaga di kontestasi elektoral bisa tetap terjaga.
Merujuk pada hal tersebut, Pak Sandi gak rugi-rugi amat gak jadi menteri, malah lebih bebas dan leluasa. Pak Sandi mungkin sekarang bisa menikmati kebebasannya dulu untuk sementara. Kita tunggu aja nih jurus apa yang akan dikeluarkan oleh Pak Sandi. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.