“Maju kena, mundur kena.” – Film Warkop DKI
PinterPolitik.com
Maju dua langkah, setelah itu mundur ketempat semula. Begitulah kira-kira gerakan senam poco-poco yang terkenal itu. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi jangan-jangan terinspirasi oleh senam poco-poco dalam mengontrol tariff batas tiket pesawat. Inti gerakan tersebut kan jalan di tempat, jadi begitulah kira-kira yang terjadi soal tiket pesawat ini hehe.
Permasalahan tiket pesawat ini mencuat ke permukaan setelah tagar #PecatBudiKarya menjadi trending topic media sosial pada awal Mei lalu. Hashtag tersebut muncul karena harga tiket pesawat domestik terus melonjak naik. Bahkan, tiket penerbangan domestic jauh lebih mahal dibandingkan dengan tujuan ke Malaysia, Singapura, dan berbagai negara Asia lain. Nah loh, lebih baik #2019GantiKampung dong ke negeri sebrang.
Budi Karya lalu menanggapi hal tersebut dengan mengkaji tariff batas atas (TBA) tiket pesawat bersama Kemenko Perekonomian. Ketika itu, kebijakan TBA ini menjadi penting karena mempertimbangkan arus mudik dan balik yang tinggal menghitung hari.
Menjelang Lebaran, alih-alih berhasil mengontrol TBA, Budi Karya malah sibuk mengimbau pemudik untuk menggunakan jalur darat dalam hal ini bus untuk pulang kampung. Doi sibuk juga untuk melakukan berbagai inspeksi kepada pengusaha otobus (PO) dan angkutan sungai, danau, dan penyebrangan (ASDP).
Sepandai-pandai tupai meloncat menghindari garuda, sekali waktu dia jatuh juga. Budi Karya kembali mendapat pukulan terkait harga tiket pesawat domestik mencapai Rp21 juta. Yaduh, padahal doi hampir sukses mengalihkan perhatian soal perhubungan darat, eh bener enggak sih? Hihi.
“Saya minta Garuda menegur Traveloka yang memberikan informasi menyesatkan. Bandung ke Kualanamu [harga tiketnya] Rp21 juta, padahal itu tiket transit dan tidak masuk diakal,” begitu kata Budi Karya.
Tiket pesawat masih mahal. Akankah Menhub kena reshuffle? Share on XHarga tiket ini mahal karena rute transit yang diterapkan oleh Traveloka, yaitu Bandung-Bali-Jakarta-Kualanamu. Padahal dapat saja membuat rute langsung seperti Bandung-Jakarta-Kualanamu.
Namun, Bapak kok seperti segan untuk memberi peringatan juga kepada Garuda terkait TBA. Kok Garuda lebih nurut tuh ke Traveloka daripada Bapak, upps.
Pihak Traveloka pun memberikan pernyataan bahwa harga tersebut merupakan tiket pesawat kelas bisnis sehingga lebih mahal dibanding dengan kelas ekonomi. Tiket pun sudah habis ketika informasi itu menjadi viral di publik.
Siap deh, berarti sementara yang bisa naik pesawat itu hanya businessmen. Pantesan pada 31 Mei lalu ada hashtag #TiketMahalRakyatSengsara. Semoga kelak Bapak Menhub bisa tegas agar perusahaan patuh terhadap TBA dan tarif batas bawah. Kalau tidak ya setelah Idul Fitri itu katanya kan ada reshuffle. Aman kah posisi Bapak? Hehe. Menarik untuk ditunggu. (R47)