Mendagri Tjahjo Kumolo mengaku sudah berkoordinasi dengan Gubernur DIY sebelum penyerangan Gereja Lidwina Bedog terjadi. Haduh, Mendagri kebobolan (lagi)?
PinterPolitik.com
“Pada awal sebelum kejadian, kami juga sudah mendiskusikan dengan Pak Gubernur untuk mencermati gelagat perkembangan dan dinamika yang muncul di sejumlah daerah, termasuk yang ada di Yogyakarta khususnya.” ~ Tjahjo Kumolo
[dropcap]S[/dropcap]ebagai pejabat yang bertanggung jawab dengan pemerintahan daerah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tampaknya ikut terpukul dengan berbagai kejadian kekerasan yang dilakukan oleh para pemuka agama yang terjadi belakangan ini.
Padahal, Tjahjo mengaku sudah melakukan koordinasi dengan seluruh gubernur – termasuk Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang tak lain adalah Sri Sultan Hamenkubuwono X. Soalnya, sebelum penyerangan kan sudah ada tuh gonjang-ganjing mengenai kerja bakti yang bawa-bawa nama gereja segala.
Hmmm, padahal kalau yang melakukan memang gereja terus kenapa ya? Kan bukan berarti yang dibantu bisa ujug-ujug langsung pindah agama. Kalau yang bikin remaja masjid, kan enggak bisa langsung ujug-ujug dibilang pengislaman juga. Aaah, pemikiran orang Indonesia memang makin aneh!
Yo wis kalau mau simpati & prihatin atas kejadian penyerangan pemuka agama, sampaikan dengan tulus. Gak perlu nyindir-nyindir umat agama lain.
Biksu, Romo, Pendeta, & Ustad semua pernah kena serangan. Tinggal dari kita saja mau adil sejak dalam pikiran atau tidak.
— otit (@_otit) February 11, 2018
Tapi permasalahannya sih bukan hanya di Kota Pelajar yang terkenal dengan Bakpianya itu. Soalnya, di wilayah lain juga ada. Kebanyakan yang diserang memang ulama atau ustadz, mungkin karena dipikirnya orang Islam itu gampang disulut yah.
Nah, jadi karena ternyata sebagian besar orang Islamnya anteng-anteng aja, ya jadilah pemuka agama lain yang ikut diserang. Ya pemuka agama Budha lah, Pendeta lah. Niatnya sih biar kita bisa diadu domba. Jadi ketahuan kan, kalau memang ada oknum yang ingin bikin masyarakat ribut antar agama lagi. Hmm, kira-kira siapa ya?
Berada di tahun politik, segala sesuatu memang bisa terjadi di negara ini. Demi kekuasaan maupun uang, semuanya dapat saja dilakukan dengan menjadikan rakyat sebagai korban. Ih, kok ada ya orang-orang kayak gitu? Ya begitulah, makanya Tjahjo jadi sedih karena kebobolan lagi. Kalau begini kan, jadi bikin makin banyak kerjaan.
Sebenarnya sih yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya pernyataan sedih saja ya, biar bagaimana pun sebagai Mendagri, Tjahjo tetap harus bertanggung jawab dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tapi herannya, kok yang ngurusin keamanan kelihatannya malah berusaha nutup-nutupi ya? Ada apa ini? (R24)