“Apakah orang-orang sukses pernah gagal? Mereka mungkin akan bertanya kembali, kegagalan keberapa yang Anda mau dengar?”
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]enteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengeluarkan kebijakan yang bertabrakan dengan apa yang digagas Jokowi – JK sedari awal kampanye Pilpres 2014.
Rasanya tak elok ya, bila melihat kinerja Menteri di Kabinet Kerja justru menggerogoti apa yang ingin dicapai Presiden Jokowi. Bukankah Menteri itu seharusnya bekerja menyukseskan apa yang ingin dicapai?
Lah kok ini malah kebalik sih? Apa karena faktor Menterinya itu titipan partai politik dan bukan dari kalangan profesional? Bisa juga sih begitu, ehh pasti begitu deh, uppppsss, weleeeeh weleeeeh.
Coba kita lihat apa yang menjadi kebijakan ‘kocak’ Mendag yang malah menggerus kesuksesan Pemerintahan Jokowi – JK.
Mendag memutuskan untuk mengimpor beras dengan kuota impor yang tak tanggung – tanggung, bahkan sampai mencapai ratusan ribu ton. Ada yang aneh? Ya iyalah, yang pertama katanya mau swasembada beras, eh malah impor dari negara lain. Ahhh syudahlahhhh.
Apalagi data yang digunakan untuk pertimbangan adanya impor beras ini berbeda antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Ada yang bilang persediaan cukup, ada yang bilang engga. Yang bener yang mana coba? Heuhhhhh!
Waduuuhhhh, sebenernya impor ini adalah keterpaksaan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan beras nasional atau hanya untuk memenuhi hasrat ‘tengkulak’ sih?
Ahhh syudaaahhhlah. Kebijakan inilah yang bertabrakan wacana swasembada pangan Jokowi – JK. Akhirnya Mendag sukses juga ya? Eettttt, mana sukses sih? Kan sedari awal kebijakan impornya itu malah menjauhkan Indonesia dari narasi swasembada pangan.
Ya maksudnya, Mendag sukses jadi ‘tengkulak’ yang demen banget impor, weleeeeh weleeeeh.
Mendag: Temuan 8 kontainer bawang ilegal tak ada bedanya dengan penyelundupan https://t.co/j3QUqm3sF5 #MDK
— MERDEKA (@merdekadotcom) March 6, 2018
Tapi, tak semua perjalanan Mendag untuk menjadi tengkulak itu berjalan mulus. Buktinya aja untuk komoditas lain, contohnya aja bawang, Mendag dinyatakan gagal jadi tengkulak.
Karena Mendag kecolongan, dengan adanya penyelundupan bawang sebanyak 8 kontainer. Hadeuuuh, akhirnya penyelundupan bawang ini membuat Mendag marah.
Daripada diselundupkan, coba kalau dari awal bicara dengan Mendag. Bisa ga gitu kalau bawang diimpor melalui Kementerian Perdagangan, mungkin Mendag takkan marah. Bukankah Mendag akan senang bila impor terus – menerus?
Weeeww, wajarlah namanya juga ‘tengkulak’, weleeeeh weleeeh. (Z19)