“Perang tidak bisa dimenangkan dengan emosi. Tetapi perhitungan yang dingin.” ~Y.B. Mangunwijaya
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ejak kecil ku punya cita-cita menjadi seorang wartawan. Keren aja gitu. Soalnya Tintin, Superman, Spiderman, Kamen Rider Ryuki, sampai Panji Manusia Milenium adalah seorang wartawan. Selain itu, kata mamakku, aku ini cerewet, apa saja ditanya.
Ya, wartawan itu selain punya kemampuan menulis, juga harus berani bicara dan kritis dalam bertanya. Pokoknya harus tahu segalanya biar tulisannya bagus dan cover both side. Lebih dari itu, wartawan juga harus sabar. Apalagi kalau kebetulan harus menghadapi narasumber yang gak selalu ramah, macam Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Ehhh…
Aku aja terkaget-kaget loh, si Bapak kenapa mendadak garang gini? Apalagi hanya karena ditanya soal impor pangan. Toh, waktu ditanyakan soal lain, Bapak oke-oke aja. Ditanya soal acara yang sedang Bapak hadiri, juga woles aja. Ada apa gerangan?
Wartawan itu cuma kepo, Pak Enggar beneran mau membuka keran impor jeruk nggak? Kenapa malah emosi? Kecuali kalau yang ditanya masalah pribadi, misalnya, soal cita-cita mau punya istri berapa, baru deh boleh bete. Atau kalau yang ditanya soal kebijakan menjadikan timnas lolos Piala Dunia, wajar deh kalau emosi, wong bukan jobdesc-nya.
Tapi ini yang ditanya memang soal kebijakan Bapak sebagai menteri, ehh, bukannya dijawab, malah nanya balik, si wartawan dari media apa? Waktu ditanya soal rencana membangun pabrik kopi di Rusia, Bapak juga bertanya soal asal muasal si wartawan. Kenapa hayooo? Takut ditanya wartawan bodrex alias abal-abal? Atau takut ditanya wartawan dari media yang kerap mengkritik pemerintah? Hiya, hiya, hiya…
Masa mau diwawancara aja mesti sama wartawan pilihan? Share on XLagian Pak Enggar ini kenapa nadanya mendadak naik sih ketika ditanya soal impor? Sudah sadar ya kalau kebijakannya suka aneh bin ajaib dan bikin petani cenat-cenut? Hehehe.
Yaa, kalau menurut Bapak kebijakan impor bapak baik-baik saja, harusnya mah jawabnya santai aja. Apalagi, Bapak juga suka bilang kan, ekspor dan impor hal yang wajar dalam dunia bisnis dan perdagangan. Terus kenapa seolah-olah itu masalah yang tidak perlu orang tanyakan kepada Anda? Hehehe. (E36)tau LGBT loh. Suwer deh. Kita hanya perlu jadi orang yang peduli aja. Ya, kita setuju karena kita peduli. Just it. Tolong pengikut Bu Maimon, pikirannya buka sitik josss! (E36)